Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Faktor Budaya Pengaruhi Rendahnya Penetrasi Asuransi Jiwa di Indonesia

Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM UI Febrio Kacaribu mengatakan, salah satu tantangan pertumbuhan asuransi jiwa di Indonesia yakni masalah kultural dan keyakinan. Di agama tertentu menganggap bahwa asuransi membawa pada perbuatan dosa.

"Katanya asuransi haram. Padahal potensi pasar kira sangat besar. Jadi menurut saya aspek kultural ini sangat kuat," ujar Febrio di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Febrio mengatakan, banyak manfaat yang diperoleh dari asuransi jiwa. Misalnya, untuk persiapan menghadapi kepala keluarga yang meninggal dunia. Sebagai tulang punggung keluarga, tentu kondisi finansial keluarga yang ditinggalkan akan bermasalah.

Tanpa bantuan asuransi, mereka akan kesulitan. Oleh karena itu, menurut Febrio, perlu peran tokoh masyarakat serta tokoh agama untuk mengedukasi soal asuransi jiwa.

"Mereka diharapkan lebih mengedukasi dan melibatkan stakeholder untuk membuat produk ini diminati karena ini produk yang sehat," kata Febrio.

Masalah lainnya adalah penyebaran perlindungan asuransi yamg tak merata di Indonesia. Kebanyakan perusahaan asuransi masih terpusat di wilayah Jabodetabek yang pendapatan perkapitanya tinggi. Maka tak heran asuransi tumbuh di kota-kota besar karena ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi dengan daerah.

"Maka perlu edukasi lebih jauh. Meski asetnya Rp 500 triliun sudah besar, perlu peran asosiasi agar kuenya lebih besar lagi," kata Febrio.

https://money.kompas.com/read/2019/03/28/064500126/faktor-budaya-pengaruhi-rendahnya-penetrasi-asuransi-jiwa-di-indonesia

Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke