Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CEK FAKTA: Jokowi Sebut Indonesia Punya Kekuatan Dagang dengan Negara Muslim

KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, mengungkapkan, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki modal besar dalam melakukan perdagangan dengan negara berpenduduk Muslim besar lain.

Dalam debat keempat Pilpres 2019 pada Sabtu (30/3/2019), Jokowi menyatakan bahwa modal itu tak hanya bermanfaat dalam diplomasi luar negeri, tapi juga dalam memasarkan produk Indonesia.

"Produk-produk yang memiliki kualitas yang baik yang masuk ke negara-negara yang memiliki penduduk Muslim, ini juga salah satu yang menjadi kekuatan dan negara kita," kata Jokowi.

Benarkah pernyataan tersebut?

Pernyataan Jokowi ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Perdagangan selama pemerintahannya. Misalnya, Indonesia memperkuat promosi perdagangan ke negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Ikatan sesama anggota OKI selama puluhan tahun ini dapat menjadi jembatan untuk meningkatkan ekspor nasional," ujar Pelaksana Tugas Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Tjahya Widayanti pada 22 Mei 2016.

Saat ini, OKI beranggotakan sebanyak 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim yang berada di kawasan Asia dan Afrika.

Sementara, dilansir dari Nikkei Asian Review, Indonesia mendorong misi perdagangan berupa ekspor ke negara Muslim hingga dua kali lipat di era Jokowi-JK.

Setidaknya ada 13 misi dagang yang dikirim Indonesia, dengan sebagian di antaranya merupakan negara Muslim seperti Aljazair, Bangladesh, Maroko, Pakistan, Arab Saudi, dan Tunisia.

Selain itu, lima dari sembilan perjanjian dagang bilateral Indonesia pada tahun ini disiapkan untuk negara Muslim, seperti Iran dan Turki.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan mengungkapkan bahwa untuk perdagangan luar negeri, status Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia merupakan keuntungan.

Indonesia bisa melobi sesama negara mayoritas Muslim untuk membeli produk-produknya. Dengan demikian, Indonesia tetap bisa bersaing dengan negara besar lain seperti China.

"Misalnya, dalam bersaing dengan China, kami memiliki pendekatan identitas bersama sebagai negara-negara Muslims yang punya pedoman yang sama," ujar Oke.

"Kami memiliki persyaratan halal di sini dan mereka juga memiliki hal-hal seperti itu," kata dia.

Potensi

Menurut Nikkei, saat ini ada 1,8 miliar Muslim di seluruh dunia atau 24 persen dari populasi global. Adapun, menurut data State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019 oleh Thomson Reuters dan DinarStandard, kekuatan ekonomi Muslim diprediksi tumbuh hingga 3.007 miliar dollar AS pada 2023 atau naik 42,7 persen dibanding 2017.

Angka itu tentunya menjadi potensi yang menjanjikan, yang dapat dimanfaatkan Indonesia.

Dilansir dari Nikkei, eksport Indonesia ke Pakistan misalnya, meningkat drastis. Setelah perjanjian ditandatangani, eksport menjadi 2 miliar dollar AS, dibanding 200 juta dollar AS sebelum perjanjian.

Selain itu, perusahaan pembuat kereta api, PT Inka telah mengapalkan 400 gerbong kereta ke Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir.

Kerja sama ini menjadikan reputasi Inka meningkat, sehingga dilirik Sri Lanka dan Filipina. PT Inka bahkan berencana masuk ke pasar Afrika seperti Botswana, Kamerun, dan Senegal.

Namun, bagaimana dengan data ekspor dan impor Indonesia? Tampaknya, potensi itu belum dimanfaatkan optimal sepanjang 2018.

Dilansir dari Nikkei, pada Januari hingga November 2018 Indonesia mencatat kenaikan ekspor 7,7 persen atau setara 165,8 miliar dollar AS. Angka ini tak memenuhi target Kemendag yang sebesar 11 persen.

Sedangkan, impor naik 22 persen menjadi 173,3 miliar dollar AS. Kenaikan ini terutama untuk pembelian barang modal (capital goods) dan bahan mentah.

Dengan demikian, terdapat defisit 7,5 miliar dollar AS dari hasil impor yang lebih besar dari ekspor Indonesia. Bandingkan dengan surplus 12 miliar dollar AS saat ekspor lebih besar dari impor dalam periode yang sama pada 2017.

https://money.kompas.com/read/2019/04/01/135514826/cek-fakta-jokowi-sebut-indonesia-punya-kekuatan-dagang-dengan-negara-muslim

Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke