Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akan Melantai di Bursa AS, Uber Kemungkinan Tak Cetak Untung

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia jasa trasnportasi on demand asal Amerika Serikat, Uber menyertakan rincian mengenai kinerja bisnisnya yang tumbuh pesat sekaligus mengalami kerugian cukup besar.

Pengumuman ini dirilis Uber pada Kamis (11/4/2019) waktu setempat sebagai persiapan untuk melantai di bursa saham New York. Dalam pernyataan publik tersebut, Uber memberi peringatan bahwa perusahaan yang tekah berusia 10 tahun tersebut kemungkinan tidak akan pernah mencetak keuntungan.

Dikutip dari The Guardian, Jumat (12/4/2019), Uber akan menjadi unicorn (perusahaan dengan nilai lebih dari 1 miliar dollar AS), yang menguji minat pasar saham terhadap perusahaan teknologi yang kerap merugi. Penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Uber pun digadang-gadang akan menjadi yang terbesar tahun ini.

Dalam proses pengarsipan kepada Securities and Exchange Commission (SEC), Uber melaporkan pendapatan tahun 2018 mereka yang mencapai 11,27 miliar dollar AS dengan total nilai kerugian mencapai 1,85 miliar dollar AS.

Uber pun menargetkan valuasi hingga 100 miliar dollar AS melalui IPO, lebih besar dibandingkan dengan penggabungan valuasi General Motors dan Ford.

Uber pun memberi pernyataan bahwa ongkos operasional perusahaa akan meningkat secara signifikan dalam waktu dekat.

"Dan kemungkinan kami tidak bisa mencetak laba," tulis keterangan tertulis Uber.

Laporan tersebut juga menyatakan beberapa peringatan mengenai potensi masalah yang kemungkinan terjadi ke depan.

Dalam upayanya untuk menjadi salah satu perusahaan transportasi di dunia, Uber telah melakukan berbagai terobosan yang bertabrakan dengan regulator hampir di seluruh dunia, terlibat dalam berbagai tuntutan hukum terkait serangan terhadap penumpang, membuat marah pengemudi mereka karena memotong upah hingga adanya perbedaan pendapat di internal perusahaan.

Adapun saat ini, pasar saham AS nampaknya sedang tak ramah dengan unicorn yang merugi. Lyft, pesaing Uber dengan valuasi lebih kecil, baru saja melantai di bursa dua pekan lalu dan tengah berjuang untuk mempertahankan nilai sahamnya.

Saat penawaran saham perdagan, harga per lembar saham Lyft setara dengan 72 dollar AS sementara saat ini diharga 60 dollar AS.

Penawaran saham Uber pun sulit untuk diprediksi. Dengan prospek usaha yang lebih kompleks, karena terus membakar uang untuk menumbuhkan pasar baru dan memperrluas pasar baru, investor menjadi sulit untuk memrediksi kinerja perusahaan.

https://money.kompas.com/read/2019/04/12/113457726/akan-melantai-di-bursa-as-uber-kemungkinan-tak-cetak-untung

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke