Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembangunan Infrastruktur Meningkat, Defisit Transaksi Berjalan Diprediksi Melebar

JAKARTA, KOMPAS.com - Neraca perdagangan April 2019 kembali ke zona defisit setelah mengalami surplus selama dua bulan berturut-turut pada Februari dan Maret.

Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa defisit transaksi berjalan di kuartal I 2019 mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Pada kuartal IV 2018, defisit sebesar minus 3,6 persen dari PDB. Sementara pada kuartal I 2019 membaik menjadi minus 2,6 persen.

Namun, jika dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya, defisit mengalami kenaikan 34 persen. Ekonom DBS Group Research Masyita Crystallin memprediksi defisit akan semakin curam di kuartal II 2019.

"Kami berpendapat bahwa defisit transaksi berjalan kemungkinan melebar pada kuartal II 2019 dan seterusnya," ujar Masyita dalam keterangan tertulis, Kamis (16/5/2019).

Masyita mengatakan, salah satu penyebabnya adalah pembangunan infastruktur yang kian masif pasca pemilu. Saat ini pemerintah telah mencanangkan pembangunan beberapa sarana umum seperti Tol Becakayu, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, dan sebagainya.

Selain itu juga masih ada tekanan kenaikan harga minyak dan peningkatan perang dagang AS-China yang akan berdampak negatif pada perdagangan Asia.

"Pertumbuhan ekspor akan tetap lemah di Asia. Data perdagangan Singapura, India, dan Indonesia diperkirakan tetap lemah," kata Masyita.

Selain itu, meski inflasi cenderung rendah, Bank Indonesia tetap menahan diri untuk menjaga suku bunga di level 6 persen dan tak menurunkannya. Sebab, pertumbuhan PDB tetap kuat jika dibandingkan dengan perlambatan yang lebih dalam di seluruh Asia.

"Sementara rupiah kemungkian tetap di bawah tekanan karena ketegangan perdagangan AS-China meningkat dan defisit transaksi berjalan melebar," jelas Masyita.

https://money.kompas.com/read/2019/05/16/165727426/pembangunan-infrastruktur-meningkat-defisit-transaksi-berjalan-diprediksi

Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke