Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aprindo: Mereka Tutup Itu untuk Mendaur Ulang Lagi Bisnisnya...

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengatakan, banyak toko-toko di ITC tutup karena pemiliknya ingin melakukan perubahan bisnis model.

"Kenapa mereka tutup, pertama karena efisiensi, kedua mereka ingin perubahan bisnis model," ujar Roy di Jakarta, Kamis (11/7/2019).

Roy menjelaskan, para pedagang di ITC sebelumnya hanya bergantung ke penjualan offline. Namun, semakin berkembangnya jaman, banyak konsumen yang beralih berbelanja di e-commerce.

"Jadi mereka menutup itu untuk mendaur ulang lagi bisnisnya. Jadi mereka mendaur ulang sehingga tidak hanya berjualan di toko, tapi mereka juga memasarkan produknya di online," kata Roy.

Kendati begitu, Roy meyakini bisnis ritel di Indonesia masih menjanjikan. Hal itu tercermin masih adanya minat dari pebisnis membuka toko di Indonesia.

"Kinerja ritel semuanya masih bertumbuh, kita tahu untuk klasifikasi minimarket mereka masih bertumbuh 800 toko sampai 900 toko per tahun di seluruh Indonesia. Kemudian, supermarket masih bertumbuh sekitar rata-rata 10-15 supermarket per tahun dan hypermarket bertumbuh sekitar 2-3 per tahun," ucap dia.

Sebelumnya, pusat perbelanjaan grosir seperti ITC sempat menjadi primadona beberapa tahun lalu. Dengan pilihan yang beragam serta harga yang cenderung kompetitif, ditambah bisa menawar ketika bertransaksi menjadi nilai lebih ITC jika dibandingkan dengan pusat perbelanjaan lain.

Namun, eksistensi ITC belakangan kian redup. Beberapa ITC diberitakan kian sepi, bahkan banyak toko-toko di ITC yang ditutup untuk kemudian dijual atau disewakan secara online.

https://money.kompas.com/read/2019/07/11/202100426/aprindo--mereka-tutup-itu-untuk-mendaur-ulang-lagi-bisnisnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke