Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

TOB Insurance Incar Premi Rp 150 Miliar hingga Akhir 2019

"Pendapatan premi Tob Insurance hingga Juli 2019 telah mencapai Rp 70 miliar. Di akhir 2019, kami menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 150 miliar," kata Direktur Keuangan Tob Insurance Fransiskus Xaverius Wandy dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/8/2019).

Fransiskus menjelaskan, premi tersebut berasal dari lebih dari 320.000 polis yang dibukukan hingga akhir Juli 2019. Pada 2020 Tob Insurance menergetkan pendapatan premi mencapai Rp 350 miliar.

"Kami optimistis kenaikan bisa mencapai lebih dari dua kali lipat karena pengalaman tahun ini membuat kita lebih agresif," sebutnya.

Dia mengatakan, per Juni 2019, Tob Insurance telah membukukan total aset sebesar Rp 245 miliar. Sehingga ditargetkan akhir 2019 aset bisa  berada di kisaran Rp 300 miliar hingga Rp 350 miliar.

"Sementara RBC tob insurance per Juni 2019 mencapai 2,054 persen, lebih tinggi dari ketentuan OJK yang sebesar 120 persen," tuturnya.

Presiden Direktur Tob Insurance Rudy Gunawan menambahkan, perusahaannya telah memasarkan sebanyak 11 produk asuransi melalui 18 kantor pemasaran yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Adapun produk tob insurance meliputi Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Kebakaran dan Harta Benda, Asuransi Pengangkutan, dan produk asuransi lainnya seperti Asuransi Uang, dan Asuransi Rekayasa.

"Dalam waktu dekat kami akan menambah satu kantor lagi. Sehingga menjadi 19 kantor pemasaran dan satu head office," kata Rudy.

Rudy optimis perusahaan akan mencapai target yang telah ditentukan. Pasalnya Tob Insurance dukung oleh pengalaman pemegang saham di bidang otomotif dan rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia.

Tob Insurance berdiri sejak 12 September 2018 dan kini telah mengantongi izin resmi OJK yang merupakan perusahaan kolaborasi antara PT Daya Adicipta Mustika (Daya Group) yang merupakan bagian dari Triputra Group, PT Ananta Andal Prima milik Anton Setiawan (pendiri Tunas Group), PT Ommitra Bersama Sahabat, dan beberapa pemegang saham pribadi.

Rudy mengungkapkan, dengan background pendiri di sektor otomotif, sejauh ini portofolio kendaraan bermotor masih mendominasi hingga 90 persen dari total premi tob insurance.

"Portofolio Kendaraan bermotor masih 90 persen. Ke depan kami akan kembangkan produk lain. Jadi captive market kita bisa turun ke 83 persen otomotif dan sisanya kombinasi," jelasnya.

Dia menambahkan, nantinya di tahun kedua beroperasi, dalam tiga samapai empat tahun ke depan, portofolio Tob Insurance akan berimbang antara otomotif dengan produk lainnya.

"Kami akan gandeng mitra dalam pasarkan produk, seperti bank, agen, broker, dan retail," lanjutnya.

https://money.kompas.com/read/2019/08/02/181200826/tob-insurance-incar-premi-rp-150-miliar-hingga-akhir-2019

Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke