Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyerapan Garam Dalam Negeri Belum Maksimal, Ini Sebabnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerapan garam dalam negeri khususnya garam industri masih belum maksimal. Terlebih, mayoritas pengguna garam adalah industri disusul konsumsi rumah tangga.

Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Fredy Juwono mengatakan, penyerapan yang belum maksimal ini karena kualitas pasokan garam lokal belum sepenuhnya memenuhi standar garam industri.

"Kenapa belum terserap? Karena kalau industri kan ada standarnya. Hanya 30 persen dari total garam kita dengan kualitas K1. Yang dipakai industri mamin (makanan dan minuman) adalah kualitas K1," ucap Fredy di Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Fredy mengatakan, dalam industri aneka pangan misalnya, mereka tidak bisa menyerap garam dengan kandungan magnesium yang terlalu tinggi. Industri ini hanya bisa menyerap garam dengan kadar natrium klorida (NaCl) minimal 94 persen.

"Kenapa tidak mau menyerap? Karena kalau kadarnya ketinggian itu bumbu mie bisa menggumpal. Margarin yang kuning terlihat banyak bintik hitamnya kalau pakai garam tidak sesuai kualitas. Artinya tidak semua garam dalam negeri kita serap," ujar dia.

Untuk memperbaiki hal tersebut, kata Fredy, banyak industri pengolahan garam, salah satunya PT Garam (Persero) mulai memperbaiki tata kelola air, pencucian maupun pengeringannya. Namun hingga kini hasilnya masih belum maksimal.

"PT Garam sudah mencoba untuk itu, saya coba tanya sudah bisa masuk ke aneka pangan atau belum? Mereka jawab belum bisa. Mereka bakal terus memperbaiki pencuciannya. Kami berusaha untuk itu," tutur Fredy.

Di sisi lain, masalah logistik juga masih jadi kendala dalam penyerapan garam lokal untuk kebutuhan industri dan konsumsi rumah tangga.

Dia bilang, pengiriman dari pusat pengolahan garam di Madura dan NTT ke Jakarta mungkin memakan biaya logistik lebih banyak ketimbang dari Australia.

"Logistik salah satu yang harus kita perbaiki untuk mengembangkan garam nasional. Kan industri (pengolahan garam) adanya di luar Pulau Jawa, seperti NTT dan Madura. Bawa dari sana mungkin lebih mahal ketimbang bawa dari Australia," jelas dia.

"Tapi begitu panen meningkat kami optimalkan pakai garam lokal. Kami menargetkan penyerapan dari Juli 2019 sampai Juli 2020 kurang lebih 1,1 juta ton," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2019/09/24/175500926/penyerapan-garam-dalam-negeri-belum-maksimal-ini-sebabnya

Terkini Lainnya

Indonesia Jadi Tuan Rumah World of Coffee Trade Show 2025

Indonesia Jadi Tuan Rumah World of Coffee Trade Show 2025

Whats New
KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke