Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

ADB: Perang Dagang Picu Ekonomi Asia Tumbuh Tipis Tahun 2020

JAKARTA, KOMPAS.com - Tegangnya perang dagang AS-China yang bakal berlangsung hingga tahun 2020 memicu pelemahan ekonomi di 45 negara di Asia.

Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia bakal tumbuh tipis dibanding perkiraan sebelumnya.

Ekonom ADB Emma R Allen mengatakan, 45 negara di Asia kemungkinan akan tumbuh 5,4 persen di tahun 2019 dan tumbuh tipis menjadi 5,5 persen di tahun 2019. Perkiraan tersebut menurun dari perkiraan pada Juli 2019, yakni 5,7 persen dan 5,6 persen.

"Konflik perdagangan antara AS-China sangat memungkinkan terus berlanjut hingga 2020, sedangkan sejumlah perekonomian utama di dunia diperkirakan akan mengalami kesulitan lebih besar dari yang diantisipasi," kata Allen di Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Emma mengatakan, proyeksi ekonomi yang melemah di Asia sejalan dengan melemahnya perdagangan dan investasi. Di China sendiri, proyeksi pertumbuhan tahun ini hanya sebesar 6,2 persen, lebih lemah dari proyeksi pada Juli 2019 sebesar 6,3 persen.

Pelemahan bakal terus mendalam di tahun 2020 menjadi 6 persen. Kawasan Asia yang tengah berkembang juga diperkirakan hanya mampu tumbuh rata-rata 6 persen tahun 2019 dan 2020.

Emma menjelaskan, prospek pertumbuhan tersebut bervariasi di berbagai sub-kawasan Asia yang tengah berkembang. Di Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi diproyeksi 4,5 persen tahun 2019 dan 4,7 persen pada tahun 2020 secara keseluruhan.

Sedangkan di Asia Timur, pertumbuhan bakal berekspansi hingga 5,5 persen dan 5,4 persen pada tahun-tahun tersebut.

Sementara itu di Pasifik, pemulihan Papua Nugini dari gempa bumi turut membantu meningkatkan pertumbuhan sub-kawasan menjadi 4,2 persen tahun 2019 sebelum menurun ke 2,6 persen tahun 2020.

Lain lagi di India, investasi yang melemah menjelang pemilihan umum pada April-Mei 2020 dan pengetatan kredit telah membebani proyeksi pertumbuhan negara tersebut.

"Tahun ini, PDB India diperkirakan akan tumbuh 6,5 persen sebelum naik menjadi 7,2 persen pada 2020. Asia Selatan secara keseluruhan akan tumbuh 6,2 persen dan 6,7 persen tahun 2019-2020," jelas Emma.

Lebih lanjut, Emma mengungkapkan perang dagang AS-China dapat menimbulkan perubahan rantai pasokan di kawasan Asia. Sejauh ini kata dia, sudah tampak peralihan perdagangan dari China ke Vietnam dan Banglades sehingga investasi asing juga mengikuti pola serupa.

Inflasi juga meningkat karena naiknya harga pangan, termasuk di China yang mengalami kenaikan harga daging akibat wabah penyakit flu babi Afrika. ADB memperkirakan, inflasi umum regional bisa tumbuh sebesar 2,7 persen tahun 2019-2020.

"Belum lagi utang publik dan swasta yang meningkat di kawasan Asia, yang dapat membahayakan kestabilan keuangan dan mendorong para pembuat kebijakan agar tetap waspada," ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2019/09/25/150206726/adb-perang-dagang-picu-ekonomi-asia-tumbuh-tipis-tahun-2020

Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke