Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perang Dagang Bikin Rupiah Melemah Lagi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dollar AS menguat, sementara kurs rupiah kembali melemah tipis.

Perundingan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) pekan lalu, kembali membuat pelaku pasar ragu. Penyebabnya adalah pernyataan China yang mengklaim pihaknya masih mempelajari dan belum mentandatangani perjanjian itu.

Hal ini kemudian berdampak pada mata uang garuda.

Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.166 per dollar AS, melemah 0,18 persen dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.140 per dollar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kurs tengah rupiah melemah tipis 0,10 persen ke level Rp 14.140 per dollar AS pada perdagangan Selasa (15/10/2019).

Ekonom Bank BCA David Sumual mengungkapkan, pernyataan China bahwa mereka masih mempelajari perjanjian dengan AS membuat pelaku pasar kembali ragu pada kesepakatan kemarin. Terlebih lagi, China masih akan mungkin merevisi beberapa poin yang belum mereka setujui.

"Walaupun Trump menyatakan AS dan China sudah sepakat secara parsial dan belum semuanya, tapi pasar kembali ragu karena China mengatakan masih mempelajari," ujar David kepada Kontan.co.id, Selasa (15/10/2019).

Di sisi lain, David mengatakan ketidakpastian China yang mengklaim masih mempelajari ini semakin membuat pasar berhati-hati susulan pernyataan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin yang menyampaikan pada 15 Desember mendatang AS berpotensi mengenakan tarif impor baru tersebut. Dengan kondisi jika kedua negara tidak mencapai kesepakatan perang dagang.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim juga menilai meskipun pasar pada awalnya menyambut kesepakatan perdagangan tahap awal antara Amerika Serikat dan China, kurangnya rincian hasil kesepakatan keduanya membuat banyak investor berhati-hati.

Ibrahim juga menilai China ingin lebih banyak pembicaraan segera setelah akhir Oktober untuk menuntaskan rincian kesepakatan tahap awal ini sebelum Presiden China Xi Jinping setuju untuk menandatanganinya. Tindakan China itu yang membuat pasar masih mewaspadai negosiasi perang dagang antara kedua negara tersebut.

Sentimen eksternal lain yang menyebabkan dolar masih menguat ialah tentang perizinan yang didapatkan AS dari WTO.

Tepatnya, World Trade Organization (WTO) resmi mengizinkan AS mengenakan tarif impor hingga 7,5 miliar dollar AS terhadap barang-barang Uni Eropa, setelah keputusan arbiter kasus subsidi untuk Airbus.

Ibrahim menilai sentimen tersebut turut berperan pada penguatan dollar AS.

Di dalam negeri, sentimen yang membuat rupiah kembali melemah, yaitu pengumuman Badan Pusat Statistik yang menyampaikan bulan September 2019 neraca dagang Indonesia mengalami defisit sebesar 160,5 juta dollar AS. Sedangkan, sepanjang tahun berjalan terjadi defisit 1,95 miliar dollar AS.

Ibrahim mengungkapkan meski neraca perdagangan Indonesia defisit, BI terus melakukan intervensi melalui transaksi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF.

"Walaupun usaha tersebut kurang membuahkan hasil yang maksimal akibat data eksternal yang kurang bersahabat, namun mata uang garuda fluktuatifnya masih bisa terkendali dengan baik," papar Ibrahim.

David menjelaskan salah satu faktor yang membuat rupiah melemah karena ekspektasi pasar yang berbeda.

Rata-rata ekonom memperkirakan neraca dagang Indonesia surplus tapi hasil berkata sebaliknya. Itu juga menjadi sedikit sentimen negatif dan pemicu rupiah melemah.

Sentimen-sentimen tersebut dinilai masih akan berpengaruh pada pergerakan rupiah besok. David memproyeksi mata uang garuda pada perdagangan Rabu (16/10/2019) masih akan sedikit melemah dengan rentang di level Rp 14.120 - Rp 14.180 per dollar AS.

Sedangkan, Ibrahim juga memperkirakan rupiah masih melemah pada rentang Rp 14.132 - Rp 14.190 per dollar AS. (Yasmine Maghfira)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Rupiah melemah karena keraguan kesepakatan dagang, simak prediksinya untuk esok hari

https://money.kompas.com/read/2019/10/15/195758226/perang-dagang-bikin-rupiah-melemah-lagi

Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke