Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Transaksi Keuangan Digital di Asia Tenggara akan Capai 1 Triliun Dollar AS di 2025

Besarnya nilai transaksi keuangan digital tersebut tak hanya dari perbankan saja, namun juga dikontribusi oleh industri keuangan non-bank.

Hal tersebut diungkapkan dalam laporan terbaru Google, Tamasek dan perusahaan konsultan Bain & Company dengan tajuk Fulfilling its Promise: The Future of Southeast Asia’s Digital Financial Services yang diterima Kompas.com, Rabu (30/10/2019).

Diprediksi, pada tahun 2025 sistem pembayaran dan peneriman digital bakal mencapai puncaknya. Sementara layanan lain seperti kredit, investasi dan asuransi masih berkembang.

Namun, masing-masing dari ketiga layanan keuangan tersebut bakal tumbuh lebih dari 20 persen setiap tahun hingga 2025.

Layanan penyaluran pinjaman secara digital bakal menjadi sumber pendapatan terbesar, karena beragamnya inovasi dalam penyaluran pinjaman baik untuk konsumer ataupun kredit UMKM.

"Ekonomi internet di kawasan Asia Tenggara tumbuh dengan laju yang begitu cepat dan akan mencapai 300 miliar dollar AS pada 2025. Di samping e-commerce dan layanan transportasi on demand, layanan pembayaran digital juga tengah tumbuh dan mencapai puncaknya. Layanan pembayaran digital kini telah muncul sebagai pintu untuk menuju inklusi keuangan digital yang lebih besar," ujar Managing Direktor Google untuk Asia Tenggara Stephanie Davis dalam laporan tersebut.

Meski perkembangan layanan keuangan digital di Asia Tenggara tumbuh begitu pesat, namun sebanyak 75 persen konsumen di kawasan tersebut belum memiliki rekening di bank (underbanked) dengan akses yang terbatas terhadap layanan keuangan.

Keberadaan layanan keuangan digital menawarkan aksesibilitas terhadap basis konsumen ini.


Besarnya potensi dari konsumen underbanked tersebut didukung dengan penetrasi smartphone yang begitu tinggi.

Meski demikian, laporan tersebut menilai layanan keuangan digital belum tentu jadi obat mujarab untuk menjangkau populasi dari 98 juta penduduk ASEAN yang underbanked tersebut.

Fintech dan platform teknologi lain hingga saat ini belum memberi dampak yang berarti terhadap segmen underbanked.

Pemerintah dan perusahaan telekomunikasi perlu memainkan peran kunci mempercepat pengembangan infrastruktur yang diperlukan untuk melayani segmen ini secara efisien, dan menggabungkan akses mereka dengan produk yang kuat dan kemampuan penjaminan dari mitra.

"Perlu mengantisipasi peningkatan, khususnya di pasar yang tumbuh cepat seperti Indonesia dan Vietnam. Perusahaan yang muncul sebagai pemimpin adalah mereka yang menjadikan diri mereka penjaga gerbang bagi konsumen dan pedagang,” ujar partner sekaligus mitra sekaligs pimpinan layanan digital dari Bain & Company Aadarsh Baijal

“Agar potensi dari Asia Tenggara terealisasi secara penuh, harus ada peraturan yang mendukung, infrastruktur keuangan yang kuat dan peningkatan pendanaan di sektor-sektor yang tepat," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2019/10/31/051500526/transaksi-keuangan-digital-di-asia-tenggara-akan-capai-1-triliun-dollar-as-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke