Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebutkan bahwa penguatan rupiah ini didukung oleh rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) pagi tadi. BPS mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen dari kuartal I-2019 hingga kuartal III-2019.
“Kalau Rupiahnya cenderung menguat, jika kita lihat dari data yang dirilis pagi tadi dari BPS. Pertumbuhan ekonomi kita juga lebih baik dari perkiraan, sehingga bisa mendorong penguatan Rupiah terhadap Dollar AS,” kata Josua kepada Kompas.com, Selasa.
Selain itu, Josua menilai bahwa penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh masalah tensi perang dagang Amerika Serikat dan China menurun. Dimana Presiden China Xi Jinping mengungkapkan bahwa negosiasi dagang dangan dengan
Amerika Serikat mulai menunjukkan tanda-tanda positif yang berimbas pada menghijaunya pasar Asia.
Adapun beberapa mata uang Asia yang ikut menguat antara lain Yuan China 6.991 per Dollar AS menguat 0,52 persen. Dollar Singapura ditutup 1.356 per Dollar AS atau menguat 0,18 persen. Sedangkan Yen Jepang yang merosot 0,27 persen di angka 108 per Dollar AS.
https://money.kompas.com/read/2019/11/05/190005326/ekonomi-ri-tumbuh-502-persen-rupiah-ditutup-menguat