Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri Teten: Indonesia Perlu Market Intelligence

Hanya saja, ia menyayangkan bahwa Indonesia tidak memiliki sistem market intelligence yang baik, sehingga produk yang dijual di pasar cenderung lama untuk memperoleh profit.

“Potensi kita cukup besar, tapi kita harus punya market intelligence, di mana apa yang merupakan selera pasar bisa kita ketahui agar UKM bisa memproduksi barangnya sesuai dengan selera pasar,” kata Teten saat ditemui di Smesco Jakarta Selatan, Kamis (7/11/2019).

Teten meyebutkan, sejauh ini perusahaan yang memiliki market intelligence adalah perusahaan-perusahaan startup seperti e-commerce. Namun demikian, market intelligence ini perlu ditingkatkan lagi agar aplikasi startup tidak dikuasai oleh produk atau barang asing.

“Kita harus akui bahwa market e-commerce memang sangat besar dan market intelligence sangat penting agar kita tidak kalah dengan market luar yang mampu menangkap selera pasar agar aplikasi tidak dikuasai barang impor,” jelas Tatan.

Tatan juga menyebutkan, hingga saat ini ada 14 persen barang UMKM yang sudah diekspor ke mancanegara. Ia yakin dengan potensi sumberdaya hayati, budaya dan letak geografis menjadikan Indonesia negara kaya yang bisa mengembangkan potensinya secara luas.

“Hari ini kita sudah 14 persen barang UMKM yang sudah di ekspor. Kalau ngomongin kopi Indonesia, kita punya banyak dari berbagai daerah. Makanan saja kita kaya dengan ragam kultur di Indonesia, selain itu ada juga sumber daya laut dan sebagainya,” ungkap Tatan.

Beberapa hasil produksi UMKM tersebut dinilai Tatan masuk dalam value based commodity yang mana produk tersebut kemudian akan membidik pasar internasional.

Namun saat ini guna meraih mimpi itu ada hal terpenting yang dimulai dari dalam negeri yakni meningkatkan kualitas yang berdaya saing.

https://money.kompas.com/read/2019/11/07/180800926/menteri-teten--indonesia-perlu-market-intelligence

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke