Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahana Pangkas Proyeksi IHSG 2019, Ini Penyebabnya

Bahana Sekuritas melihat kinerja keuangan pada 100 perusahaan saham di BEI tercatat memiliki kinerja yang cukup rendah yang terlihat dari perolehan laba bersih yang tercatat negatif sebesar 4,2 persen atau lebih rendah dari proyeksi awal Bahana dengan pertumbuhan emiten positif dikisaran 9 persen.

Pencapaian ini, membuat Bahana memangkas proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 6.085 dari perkiraan semula di level 6.560.

"Kami memperkirakan pada kuartal keempat, pertumbuhan laba operasional masih akan tertekan untuk sebagian besar emiten, kecuali untuk emiten sektor rokok, perkebunan dan perbankan," kata Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (18/11/2019).

Namun dengan tren penurunan suku bunga dan rupiah saat ini, mampu membantu laba emiten dari sektor telekomunikasi dan semen, yang mana dua emiten ini bergantung pada penguatan rupiah karena biaya operasionalnya menggunakan mata uang dollar AS.

Anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) memperkirakan laba bersih emiten akan mengalami pertumbuhan sekitar 2 persen sampai 3 persen untuk keseluruhan 2019.

Beberapa risiko yang patut dicermati pada sisa tahun ini salah satunya adalah realisasi penerimaan pajak selama 8 bulan pertama 2019, yang masih tercatat sebesar 51 persen dari target APBN 2019 yang ditetapkan sebesar Rp 1.577 triliun.

Hal ini bisa berdampak pada tertundanya belanja pemerintah yang bisa mempengaruhi emiten konstruksi, perbankan dan telekomunikasi yang terkait dengan proyek pemerintah.

Catatan Bahana, kinerja keuangan 100 emiten yang diamati, secara keseluruhan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,6 persen untuk periode Januari sampai September 2019. Ini ditopang oleh sektor perbankan, semen, kesehatan dan obat-obatan. Sedangkan sektor konstruksi, perkebunan dan properti membukukan kinerja negatif.

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, marjin laba kotor mencatat rata-rata pertumbuhan sebesar 2,9 persen secara tahunan dengan kinerja dari sektor konsumer terutama kontribusi dari PT Gudang Garam dan PT Indofood CBP.

Sedangkan emiten dari sektor perkebunan, konstruksi dan unggas membukukan kinerja negatif. Sedangkan laba operasional hanya tumbuh sebesar 1,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, karena turunnya kinerja emiten dari sektor unggas, perkebunan dan konsumer.

Ke depan, dengan adanya rencana pemerintah untuk memotong pajak penghasilan perusahaan, diperkirakan akan ada potensi pembayaran dividen yang lebih besar dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti dari PT Telekomunikasi Indonesia yang memiliki arus kas yang besar dengan rasio utang terhadap modal yang rendah.

Rekomendasi beli saham Telkom (TLKM) dengan target harga Rp 4.200 per saham. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI) dengan tingkat kecukupan modal yang tinggi serta dengan tingkat provisi yang semakin berkurang diperkirakan akan membukukan kinerja positif sampai akhir tahun. BBRI direkomendasikan beli dengan target harga Rp 5.300 per saham, dan BMRI dengan target harga Rp 9.000 per saham.

https://money.kompas.com/read/2019/11/18/115429026/bahana-pangkas-proyeksi-ihsg-2019-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke