Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pelaku Pasar Tunggu Gebrakan Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah sebulan berlalu sejak terbentuknya susunan kabinet Indonesia Maju.

Meskipun pasar merespon hasil pengumuman dengan cukup positif, namun hal ini belum bisa dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan konkret jangka panjang.

“Pelaku pasar masih terus memperhatikan dan menantikan gebrakan yang diharapkan mampu menstabilkan ekonomi serta sentimen investor,” ujar Bharat Joshi, Asian Equities Investment Director, Aberdeen Standard Investments Indonesia dalam keterangannya, Kamis (21/11/2019).

Dalam menghadapi resesi ekonomi, Presiden Joko Widodo telah menerapkan langkah pertamanya dengan pembentukan tim ekonomi saat ini dalam Kabinet Indonesia Maju.

Keputusan tersebut cukup menuai beragam komentar, sebab beberapa menteri terpilih dianggap kurang memiliki rekam jejak yang sesuai.

“Ada sosok-sosok yang saat ini duduk di kabinet yang memberikan keyakinan kepada investor jangka panjang (termasuk kami) bahwa disiplin fiskal akan dipertahankan dan pemerintah akan terus mendorong reformasi fiskal yang lebih dalam. Sikap keras terhadap korupsi dan penggelapan pajak juga membangun kredibilitas dimata investor,” jelas Joshi.

Ia mengatakan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga diharapkan akan mampu meningkatkan disiplin keuangan dan pengawasan tata kelola di seluruh perusahaan BUMN.

Adapun konsumsi masyarakat masih menjadi sumber pertumbuhan di era Presiden Jokowi. Penurunan suku bunga acuan menstimulasi pertumbuhan ekonomi nasional saat ini.

“Bank Sentral (BI) telah memangkas suku bunga beberapa kali tahun ini, yang mana hal ini seharusnya menguntungkan bank-bank dengan basis pendanaan dan neraca likuiditas yang cukup besar," terang dia.

Pihaknya juga melihat peluang di sektor properti, dimana valuasi terlihat menarik karena harga saham tetap baik di tengah banyaknya berita negatif. Meskipun sektor semen lemah, permintaan semen per kapita masih tetap terendah di ASEAN dan konsolidasi akan menguntungkan industri.

"Kami juga tetap positif dengan bidang kesehatan. Penetrasi sektor ini relatif rendah di Indonesia, dan ini adalah salah satu dari banyak sektor yang mendapatkan perhatian Presiden Jokowi dalam masa jabatan keduanya," ujar Joshi.

Sementara itu, investasi asing di Indonesia mulai meningkat pasca terpilih kembalinya Presiden Jokowi.

Kondisi ini diprediksi akan terus berlanjut mengingat biaya produksi negara ini masih rendah, sektor infrastruktur masih terus meningkat, dan angka permintaan masih kuat.

“Satu hal yang pasti, kondisi suku bunga rendah akan cukup bertahan dan harapannya ini akan meringankan tekanan pada ‘dompet konsumen’ dalam hal pengeluaran saat kita memasuki tahun 2020,” tutupnya.

https://money.kompas.com/read/2019/11/21/163100126/pelaku-pasar-tunggu-gebrakan-kabinet-jokowi-ma-ruf-amin

Terkini Lainnya

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke