Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menhub Ingin Perjalanan KA Jakarta-Merak Jadi 2 Jam

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berkomitmen akan mempersingkat waktu tempuh perjalanan kereta api lintas Jakarta – Merak dari 3-4 jam menjadi 2 jam.

“Kita akan meningkatkan kecepatan yang dari Rangkasbitung ke Merak melalui Serang. Dari yang saat ini hanya 40 km/jam, akan kita perbaiki konstruksinya dan akan kita naikkan menjadi 70 km/jam," kata Budi Karya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/1/2020).

"Dengan demikian waktu tempuh juga menurun, dari 2 jam menjadi 1 jam. Jadi dari Jakarta tadinya 3-4 jam, nantinya bisa lebih singkat menjadi 2 jam,” katanya lagi.

Untuk mewujudkan hal itu, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian telah memulai proyek Peningkatan Jalur KA Lintas Rangkasbitung-Serang-Merak yaitu berupa penggantian rel 42 ke standar 54.

Dengan penggantian rel ini maka kecepatan kereta yang tadinya 40 km/jam dapat ditingkatkan menjadi 70 km/jam.

Selain itu dengan penggantian rel ini maka keselamatan akan meningkat, karena perjalanan kereta akan menjadi lebih stabil.

Selain peningkatan jalur KA, proyek lain yang ditinjau Menhub adalah Reaktivasi atau pengaktifan kembali jalur KA Rangkasbitung – Labuan.

Reaktivasi ini akan meningkatkan konektvitas transportasi di Provinsi Banten, serta meningkatkan penggunaan angkutan massal khususnya Kereta Api.

“Proyek kita yang lain adalah reaktivasi atau pengaktifan kembali jalur KA dari Rangkasbitung ke Labuan di selatan sepanjang 70 km. Tahap awal ke Pandeglang sepanjang 15 km, akhir tahun ini selesai," jelas Budi Karya.

"Tahun 2021 mulai lagi yang ke arah Labuan, targetnya 3 tahun selesai. Harapan masyarakat yang bekerja ke Jakarta menjadi mudah,” imbuhnya.

Terkait penertiban lahan, Menhub mengatakan hal ini sudah didata dan tidak akan ada ganti rugi, karena ini adalah aset negara.

“Untuk reaktivasi, jika ada hunian di atas rel yang merupakan aset pemerintah, akan kita tertibkan. Tidak kita ganti rugi, tapi kita berikan semacam tanda kasih (penggantian yang besarannya ditentukan konsultan Kantor Jasa Penilai Publik). Saat ini sudah berjalan,” katanya.

Stasiun Tenjo

Selain itu, pemerintah juga akan memodernisasi stasiun Tenjo. Pada Stasiun Tenjo akan dibangun Transit Oriented Development (TOD).

Sebagai stasiun yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Tangerang, Stasiun Tenjo berpotensi untuk menjadi simpul transportasi yang akan mengakomodir peningkatan jumlah bangkitan kendaraan yang cukup pesat akibat pengembangan berbagai kawasan di sekitarnya.

Di samping itu, keberadaan perlintasan sebidang pada ruang pemberhentian kereta di Stasiun Tenjo perlu penanganan khusus.

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemda Bogor mendukung untuk dilakukan pengembangan Stasiun Tenjo dan mengusulkan pembangunan underpass pada perlintasan sebidang.

“Saat ini Stasiun Tenjo belum maksimal, oleh karenanya kita akan membangun stasiun ini sama besarnya dengan Maja. Selain itu kita akan membuat fly over di daerah Tenjo karena perlintasan sebidangnya di situ berbahaya, karena nanti itu headway-nya 5 menit, setiap 5 menit akan ada kereta api,” ucap nya.

Untuk TOD, dia mengimbau Pemda dapat turut serta membangun TOD dekat dengan stasiun. Karena dengan adanya TOD tersebut akan memberikan kemudahan bergerak bagi masayrakat.

Dengan kemudahan ini, lanjutnya, sentra ekonomi dan kota akan tumbuh. Karena ada suatu kepastian bagi orang yang tinggal di tempat tersebut bisa ke Jakarta dalam waktu singkat, jadi dia percaya diri tinggal di sini.

Dengan begitu ada suatu kebangkitan ekonomi pada kota-kota tersebut sehingga tidak membebani Jakarta.

“Saya imbau Pemda untuk membangun TOD di stasiun-stasiun, di TOD berisi hunian, perkantoran, restoran, pusat perekenomian, sehingga pergerakan orang tidak terlalu jauh. Idealnya radius TOD 1 km,” pungkas Budi Karya.

https://money.kompas.com/read/2020/01/19/123453526/menhub-ingin-perjalanan-ka-jakarta-merak-jadi-2-jam

Terkini Lainnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke