Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sederet Bisnis Krakatau Steel, dari Waterbom Hingga Developer Rumah

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sempat tertawa setelah mendengar PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki puluhan anak dan cucu usaha.

Hal tersebut terjadi saat Erick menghadiri acara public expose Krakatau Steel di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020) lalu.

Meski bisnis utamanya (core) di bidang industri baja, Krakatau Steel tercatat memiliki anak cucu perusahaan yang banyak bergerak di sektor yang tak terkait dengan baja.

Dikutip dari Annual Report 2018, emiten berkode KRAS ini tercatat memiliki 11 anak perusahaan 15 perusahaan afiliasi atau bukan pengendali saham mayoritas sebanyak 15 perusahaan.

Jumlah tersebut belum termasuk cucu perusahaan yang dimiliki anak-anak perusahaan yang terdaftar maupun perusahaan afiliasinya.

Bisnis di luar baja yang dimiliki Krakatau Steel salah satunya yakni rumah sakit. BUMN yang berpusat di Cilegon ini mengoperasikan RS Kratau Medika yang dikelola anak perusahaan PT Krakatau Medika dengan kepemilikan saham 96,93 persen.

Pendirian PT Krakatau Medika merupakan bagian dari proses reorganisasi dan restrukturisasi Krakatau Steel pada tahun 1996.

Berada di atas lahan 13,5 hektare, rumah sakit ini memiliki kapasitas 282 tempat tidur dengan fasilitas dan layanan yang terbilang lengkap.

Lalu ada usaha properti yang dijalankan anak perusahaan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon atau KIEC.

Selain mengelola kawasan industri sebagai bisnis utamanya, perusahaan ini merambah bisnis real estate lain seperti lapangan golf di The Royale Krakatau Golf, hotel, perkantoran, pergudangan, dan waterbom di Krakatau Water World.

Selain itu, perusahaan ini juga menjadi pengembang atau developer perumahan dengan proyeknya Grand Rakata Residence.

Anak perusahaan lain yang bergerak di luar sektor industri baja lainnya yakni PT Information Technology yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi, PT Krakatau Tirta di sektor pengelolaan air.

Kemudian PT Krakatau Bandar Samudera yang jadi operator Pelabuhan Cigading, dan PT Krakatau Daya Listrik yang bergerak di usaha listrik serta minyak dan gas.

Sorotan Erick Thohir

Sebelumnya, Erick Thohir menyoroti soal restrukturisasi utang yang dilakukan Krakatau Steel. Mulanya, Erick menyebut restrukturisasi utang perusahaan plat merah itu senilai Rp 40 triliun.

Namun, hitungan tersebut dia akumulasikan dengan utang-utang anak perusahaan Krakatau Steel. Jika dihitung utang perusahaan induknya saja, jumlah restrukturisasinya hanya sekitar Rp 31 triliun.

“Kan nilai langsungnya 2,2 miliar dollar AS, jadi kurang lebih Rp 30 triliun, tapi kalau kita sisir lagi Krakatau Steel punya anak-anak juga. Jadi saya berasumsi secara global ini akan lebih besar utangnya,” ujar Erick.

Setelah menjelaskan soal restrukturisasi utang Krakatau Steel, Erick mengungkapkan perusahaan tersebut saat ini memiliki anak usaha sekitar 20.

Namun, pernyataan mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan itu diralat oleh Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.

Silmy yang duduk di sebelah Erick langsung berbisik. Setelah mendengar bisikan Silmy, Erick pun langsung tersenyum. Lalu, dia menjelaskan bahwa Krakatau Steel saat ini memiliki anak usaha sebanyak 11 dan 60 cucu usaha.

“Ini (Krakatau Steel) keluarga besar juga, jadi kalau di BUMN, banyak anak makin banyak rezeki,” kata Erick kepada wartawan sambil tersenyum.

Kinerja Krakatau Steel sendiri terus merugi sejak beberapa tahun belakangan. Kinerja negatif ini pula yang mendorong utang perseroan terus menggunung.

Tahun 2014, perusahaan mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar 154,18 juta dollar AS, kemudian berturut-turut perusahaan membukukan rugi pada tahun 2015 sebesar 326,51 juta dollar AS, tahun 2016 rugi 180,72 juta dollar AS, dan tahun 2018 merugi 77,16 juta dollar AS.

(Sumber: KOMPAS.com/Akhdi Martin Pratama | Editor: Yoga Sukmana)

https://money.kompas.com/read/2020/01/29/140500026/sederet-bisnis-krakatau-steel-dari-waterbom-hingga-developer-rumah

Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke