Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Erick Thohir Beberkan BUMN-BUMN yang Kesulitan Akibat Wabah Corona

Pertama, kata Erick, yang pasti mengalami masalah karena wabah corona, yakni bank-bank BUMN.

“Kementerian BUMN mengantisipasi akan ada peningkatan NPL (Non Performing Loan) pada Himbara, karena policy pemerintah yang bunga UKM dan lain-lain ditunda, industri terdampak, pasti ada peningkatan NPL di Himbara,” ujar Erick dalam rapat virtual dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (3/4/2020).

Tak hanya perbankan, lanjut Erick, PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) juga keuangannya terganggu karena corona. Sebab, dengan adanya wabah virus ini nilai tukar rupiah ikut melemah.

“Kita tahu baik PLN punya bond besarnya Rp 350 triliun, dimana itu sebagian besar dollar. Pertamina sendiri dalam impor minyak (menggunakan) dollar, tapi jual dalam rupiah,” kata Erick.

Selanjutnya, perusahaan yang bergerak di industri parawisata juga kena imbasnya. Perusahaan-perusahaan misalnya Garuda Indonesia, Angkasa Pura, Pelindo, Pelni hingga ASDP ikut terdampak.

“Sudah terlihat bahwa kemungkinan tahun ini semua minus. Ini yang tentu sangat memberatkan. Utang-utang BUMN yang jatuh tempo, Garuda terberat yaitu ada 500 juta (dollar AS) yang akan jatuh tempo. Kita ketahui industri penerbangan dimana sedang collapse, sedang rubuh,” ucap dia.

Kemudian, perusahaan BUMN pangan seperti Perum Bulog juga terkena. Menurut Erick, Perum Bulog mengalami masalah utang jangka pendek.

Terakhir, kata Erick, BUMN karya juga terpukul. Namun, dia sudah bicara mengenai hal tersebut ke Menteri Keuangan Sri Mulyani.

“Semua proyek jangka panjang tapi dibiayai oleh Himbara dengan jangka pendek. Kemarin ada, sudah ada solusi Ibu Menkeu kemungkinan akan coba utang jangka pendek dijadikan jangka panjang,” kata dia.

https://money.kompas.com/read/2020/04/03/190100426/erick-thohir-beberkan-bumn-bumn-yang-kesulitan-akibat-wabah-corona

Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke