Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejumlah Industri Ramai-ramai Koreksi Target Kinerja di 2020

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil Rakhman menyatakan asosiasi merevisi target yang semula diprediksi tumbuh sekitar 3,5 persen jadi menurun ke -1,3 persen dengan asumsi Juli membaik.

"Saat ini kondisi sudah sangat berat. Utilitas rata-rata pabrik nasional sudah di bawah 10 persen karena tidak ada pasar baik lokal maupun ekspor. Alhasil sebagian pabrik sudah pada tutup," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (6/5/2020).

Rizal bilang ketahanan industri saat ini untuk bertahan selepas Mei hampir tidak mungkin, karena kas perusahaan sudah habis.

"Dan paling cepat 1-1,5 tahun untuk pemulihan jika sudah tutup," katanya.

Selain itu, Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) sudah dua kali mengoreksi target geliat industrinya di sepanjang tahun ini karena imbas corona.

Di awal tahun, sebelum kabar corona mewabah di Indonesia, Inaplas memproyeksikan industri kimia dan plastik mampu tumbuh di kisaran 5,2 persen. Namun, setelah corona merebak, mereka merevisi target pertumbuhannya menjadi 2,5 persen.

Adapun pada Mei ini, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengungkapkan target pertumbuhan industri Olefin, Aromatik dan Plastik menjadi hanya 0,5 persen di sepanjang tahun ini.

"Di hilir ini memang drop lumayan, utilisasinya turun menjadi 40 persenan karena daya beli yang menurun. Namun utilisasi di hulu masih normal 90-95 persem enggak ada masalah," jelasnya.

Namun, untuk menjaga pertumbuhan industrinya, Inaplas menargetkan bisa menyasar pasar ekspor. Fajar mengungkapkan di bulan Mei ini Inaplas menargetkan bisa mengekspor 30.000 ton sejumlah produk dari hulu di antaranya polyethylene, propylene untuk bisa diekspor ke China. Nanti menyusul di jual ke Bangladesh, India, dan beberapa negara yang sudah melonggarkan kebijakan lockdown.

Di saat yang sama produk hilir seperti plastik, karung, dan lainnya juga sudah membidik pasar ekspor ke Malaysia, Thailand dan Filipina karena pasarnya sedang drop.


Sektor bisnis lain yang tertekan karena wabah corona adalah otomotif. Buktinya sejumlah produsen otomotif sudah pada menutup sementara pabriknya. Alhasil produk yang beredar juga tidak sama seperti kondisi normal.

Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo mengungkapkan akan ada koreksi kinerja industri otomotif karena adanya Corona.

"Prediksi 2020 dikoreksi dari semula penjualan mencapai 1,05 juta unit hanya menjadi 600.000 unit," kata Kukuh.

Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) memangkas proyeksi pertumbuhan industri Air Minum dalam Kemasan (AMDK) di sepanjang tahun ini dari sebelumnya 10 persen menjadi 8-9 persen akibat wabah corona.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Aspadin, Rachmat Hidayat mengatakan asosiasi mendapat laporan bahwa untuk AMDK kemasan cup mengalami penurunan penjualan yang signifikan akibat wabah corona.

"Kemasan cup diproduksi oleh semua anggota Aspadin yang 95 persen lebih adalah perusahaan menengah dan kecil yang menggantungkan portofolio bisnis pada kemasan cup. Ada anggota (yang penjualannya) turun sampai 90 persen," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/4/2020).

Selain penjualan kemasan cup menyusut, Rachmat mengungkapkan, anggota Aspadin di daerah mengakui penyerapan kemasan botol juga mengalami penurunan hingga 40 persen saat ini karena wabah corona. (Arfyana Citra Rahayu | Handoyo)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id denga judul: Terdampak corona, sejumlah industri ramai-ramai koreksi target kinerja di 2020

https://money.kompas.com/read/2020/05/07/163400726/sejumlah-industri-ramai-ramai-koreksi-target-kinerja-di-2020

Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke