Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

The Fed: Banyak Pekerja yang Kena PHK Enggan untuk Bekerja Lagi

Demikian laporan bank sentral AS itu dalam Beige Book, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (28/5/2020).

Rata-rata angka pengangguran di AS mencatatkan rekor tertinggi setelah Perang Dunia II yakni sebesar 14,7 persen dan 20,5 juta orang terkena PHK dalam sebulan. 

"Para pekerja enggan untuk kembali ke pekerjaan mereka karena sejumlah alasan," sebut The Fed.

Laporan itu mengutip pandangan pesimis dari para pebisnis mengenai harapan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19.

Para pimpinin bisnis menyebutkan bahwa terdapat tantangan untuk membuat para pekerjanya untuk kembali bekerja. "Termasuk masalah kesehatan pekerja, keterbatasan dalam mencari pengasuhan anak, dan manfaat asuransi pengangguran," kata laporan itu.

Menurut Departemen Ketenagakerjaan AS,  hampir 40 juta orang telah mengajukan klaim pengangguran sejak virus corona dinyatakan sebagai pandemi pada pertengahan Maret 2020. Selain itu lebih dari 25 juta pengangguran telah menerima manfaat klaim pengangguran untuk dua minggu.

Pemerintah juga menambah stimulus melalui program tunjangan agresif yang memberikan tunjangan kepada banyak pekerja senilai 600 dollar AS secara rutin. Selain itu, ada juga Program Perlindungan Paycheck yang memberikan pinjaman bisnis selama delapan minggu.

Laporan The Fed mencatat bahwa Program Perlindungan Paycheck membantu banyak bisnis untuk menghindari PHK. Meskipun lapangan kerja terus turun tajam di sektor ritel serta rekreasi dan perhotelan, perbankan melihat permintaan yang tinggi untuk pinjaman.

Secara umum, ekonomi mengalami penurunan pada 12 sektor, namun sektor yang paling terpukul adalah sektor ritel, travel, dan perhotelan. Sementara itu, penjualan mobil juga sedikit menurun dibanding tahun lalu.

"Meskipun banyak yang menyatakan harapan meningkatnya bisnis karena pembukaan ekonomi, namun prospeknya sangat tidak pasti dan sebagian besar orang pesimis dengan percepatan langkah pemulihan," kata laporan itu.

Industri pertanian dan energi juga melaporkan penurunan tajam. Harga energi anjlok dan produksi di fasilitas pengemasan daging menjadi lambat karena kebanyakan pabrik besar tutup.

Usaha properti juga mendapat pukulan besar, karena penjualan anjlok. Sebagian lantaran kurangnya inventaris dan pembatasan mengadakan event seperti pameran di sebagian besar negara. Pemilik real estat komersial juga mencatat sejumlah besar penyewa melakukan penundaan pembayaran.

https://money.kompas.com/read/2020/05/28/100400526/the-fed--banyak-pekerja-yang-kena-phk-enggan-untuk-bekerja-lagi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke