Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemenkeu: Perekonomian Terancam Bergerak ke Skenario Sangat Berat...

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, perekonomian Indonesia terancam bergerak dari skenario berat menjadi sangat berat hingga akhir tahun.

Hal tersebut terindikasi dan tekanan yang sangat berat terhadap perekonomian akibat pandemi virus corona (Covid).

Untuk diketahui, pemerintah memiliki dua skenario pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun akibat pandemi.

Skenario pertama, yaitu skenario berat, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih tumbuh di kisaran 2,3 persen. Sementara untuk skenario kedua, pertumbuhan ekonomi bakal mengalami kontraksi sebesar 0,4 persen.

"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I hanya 2,97 persen, ini menunjukkan koreksi aktivitas ekonomi dan mengindikasikan tekanan berat sepanjang 2020," jelas Febrio dalam konferensi video di Jakarta, Rabu (17/6/2020).

"Ekonomi terancam bergerak dari skenario berat menjadi sangat berat," ujar dia.

Febrio pun mengatakan untuk itu penanganan pandemi di dalam negeri harus terus diperkuat dan dilaksanakan secara efektif. Dengan demikian, pemulihan diharapkan bisa berjalan secara bertahap.

Menurut dia, dibutuhkan upaya luar biasa (extraordinary) dari pemerintah untuk mengantisipasi kondisi tersebut.

Pemerintah, kata dia, telah melakukan realokasi dan refocusing anggaran pada tiga hal, yaitu kesehatan, jaring pengaman sosial, dan bantuan untuk dunia usaha guna menahan kejatuhan ekonomi.

"Yang kita lakukan di 2020 ini akan menetukan di 2021," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, perekonomian RI berada dalam tekanan paling berat pada kuartal II tahun ini.

Hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan serentak di banyak wilayah di Indonesia pada periode April hingga Maret 2020.

Dengan demikian, kuartal II tahun ini, pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 3,1 persen.


"Meski kuartal I masih tumbuh 2,97 persen, tapi kuartal II kontraksi akan terjadi karena ini memang full PSBB diberlakukan di berbagai tempat dengan kontribusi ekonomi yangs angat besar, seperti Jakarta, Jawa tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat," jelas Sri Mulyani dalam video conference, Selasa (16/6/2020).

Adapun lembaga multilateral seperti Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memroyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi atau minus 2,8 persen hingga 3,9 persen.

Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan skenario sangat berat oleh pemerintah yang memerkirakan pertumbuhan ekonomi tumbuh negatif 0,4 persen.

https://money.kompas.com/read/2020/06/17/133800926/-kemenkeu--perekonomian-terancam-bergerak-ke-skenario-sangat-berat-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke