Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Deretan Uang Logam dari Emas yang Pernah Diterbitkan Bank Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari ini muncul unggahan viral mengenai berbagai tangkapan layar yang menunjukkan uang logam 1.000 bergambar kelapa sawit dijual dengan harga hingga ratusan juta.

Terlepas dari kasus uang logam bergambar sawit yang masih berlaku untuk digunakan hingga saat ini, Bank Indonesia (BI) sebenarnya beberapa kali mengeluarkan uang logam cetakan khusus dengan nilai yang tinggi.

Uang logam paling mahal yang pernah diterbitkan BI yakni yang dicetak dari emas. Berikut deretan uang logam emas yang pernah diterbitkan Bank Indonesia sebagaimana dilihat dari koleksi Museum Bank Indonesia, Minggu (21/6/2020):

1. Uang Logam Khusus Bank Indonesia Emisi 1970

Uang logam emisi tahun 1970 dibuat dari emas berbentuk bulat pipih. Ada 5 jenis uang logam cetakan khusus di tahun tersebut, dengan tampilan depan kesemuanya bergambar Garuda Pancasila dan diterbitkan bersamaan dengan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1970.

Uang logam pertama pecahan emas bernilai 5.000. Uang ini bergambar arca batu Manjusri dari Candi Tumpang di Malang dengan berat 12,43 gram.

Lalu uang berbahan emas emisi 1970 kedua yakni pecahan Rp 10.000 bergambar penari orang wanita dengan berat 24,68 gram. Ketiga yakni uang logam bergambar Jenderal Sudirman dalam pecahan Rp 25.000, beratnya 61,71 gram.

Keempat yakni uang logam dari emas pecahan Rp 2.000 bergambar burung Cenderawasih, beratnya hanya 4,93 gram. Terakhir yakni pecahan Rp 20.000 bergambar Garuda Bali dengan berat 49,37 gram.

Hingga saat ini, belum ada penarikan 5 uang emisi 1970 dari emas murni tersebut sehingga masih berlaku untuk digunakan sebagai transaksi. Namun mengingat harga emas yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, harganya tentunya sudah tak lagi sama dengan saat pertama kali dirilis.

2. Uang Logam Khusus Bank Indonesia Emisi 1974

BI kembali merilis uang logam berbahan emas pada tahun 1974 dalam 1 jenis. Masih sama dengan emisi 1970, gambar depan berupa lambang Garuda Pancasila.

Koin emas pertama emisi 1974 yakni nominal Rp 100.000 bergambar belakang hewan endemik NTT Komodo dengan berat 33,347 gram.

3. Uang Logam Khusus Bank Indonesia Emisi 1987

Uang logam dari BI berbahan emas murni berikutnya yakni pecahan Rp 200.000 yang diterbitkan pada 1 Oktober 1987. Beratnya 10 gram dengan gambar belakang Badak Jawa Bercula Satu dan gambar depan Garuda Pancasila.

4. Uang Logam Khusus Bank Indonesia Seri Save The Children Fund Tahun 1990

Pada 1 Desember 1992, BI merilis uang logam dari emas bergambar penari Bali dengan teks Save The Children. Uang dengan nominal Rp 200.000 ini merupakan seri Save The Children Fund, beratnya 10 gram dan peredarannya ditarik pada 31 Desember 1990.

5. Uang Logam Khusus Bank Indonesia Seri For The Children Of The World Tahun 2000

BI merilis uang berbahan emas bergambar anak laki-laki yang sedang bermain kuda lumping pada 31 Januari 2000. Uang ini diterbitkan untuk Seri For The Children Of The World dengan nominal Rp 150.000 dan berat 6,22 gram.

6. Uang Logam Khusus Bank Indonesia Seri Demokrasi Tahun 1995

Pada tahun 1995, BI menerbitkan dua uang koin edisi khusus berbahan emas yang diterbitkan pada 16 Agustus 1995. Pertama yakni emas dengan gambar belakang temu wicara Presiden Soeharto dengan masyarakat, logo DHN-45 bernilai Rp 300.000 dan berat 17 gram.

Uang logam kedua yakni emas dengan berat 50 gram bergambar Presiden Soeharto dengan nominal Rp 850.000. Kedua uang logam ini belum pernah ditarik peredarannya oleh BI, sehingga masih berlaku hingga saat ini.

https://money.kompas.com/read/2020/06/21/142614426/deretan-uang-logam-dari-emas-yang-pernah-diterbitkan-bank-indonesia

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke