Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak, 3 Cara Jitu agar Pelaku UMKM Bisa Tembus Pasar Ekspor

JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki bisnis yang produknya dapat diekspor adalah salah satu peluang  yang sangat menjanjikan.

Selain memberikan manfaat untuk usaha sendiri, kegiatan ekspor juga bisa memberikan kontribusi yang positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun, belum banyak para pelaku usaha, khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa menjual produk-produknya ke pasar ekspor.

Chief Marketing Officer ekosis.id Ranggi Muharam mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para pelaku UMKM agar produk yang ia jual bisa merambah pasar ekspor.

Pertama adalah menentukan dahulu negara mana yang ingin ditargetkan penjualannya. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa menyesuaikan produk- produk apa saja yang ingin dijual di negara yang menjadi incarannya.

"Hal ini sangat perlu diperhatikan mengingat setiap negara memiliki regulasi-regulasi yang tentu sangat berbeda. Dengan memiliki target negara mana yang ingin kita incar, kita bisa memberikan kemudahan untuk mencari tahu informasi semua regulasi yang berada di negara tersebut," ujarnya saat jumpa pers virtual, Selasa (7/7/2020).

Ranggi mencontohkan, ada satu negara yang memperbolehkan masuknya penjualan barang ekspor untuk jenis produk ikan.

Namun, di negara tersebut memiliki peraturan bahwa ikan yang akan dijual disana nantinya harus bebas dari bakteri E-coli atau bakteri Salmonella.

"Apabila aturan atau regulasi tersebut dilanggar bisa membuat rencana ekspornya pun menjadi gagal," sambungnya.

Yang kedua adalah meningkatkan mutu kualitas produk yang akan di ekspor. Ini juga tak kalah penting, sebab, kata Ranggi, produk-produk yang dijual di pasar ekspor, akan bisa diterima apabila memiliki kualitas barang yang tinggi.

Lalu yang ketiga adalah membuat brand awareness atau kemampuan konsumen dalam mengenali atau mengingat sebuah merek, termasuk nama, gambar dan logo sekalipun.

Brand awareness bisa membuat masyarakat lebih tertarik dengan apa yang dijual.


"Ketika kita sudah memiliki brand awareness, masyarakat bisa lebih mengenali produk-produk kita hanya dengan mendengar atau melihat brand kita saja," katanya.

Selain itu, Ranggi juga mengatakan untuk UMKM yang ingin memiliki brand awareness namun memiliki sedikit pengetahuan akan hal itu, bisa mendapatkan ilmu dengan cara melakukan kolaborasi dengan berbagai partner yang memiliki visi dan misi yang sama serta partner yang mengerti akan produk yang akan dijual.

Upaya kolaborasi ini dapat dilakukan untuk bisa memberikan dorongan, pelatihan serta bimbingan agar para pelaku UMKM yang awalnya memiliki sedikit pengetahuan bisa mendapatkan ilmu.

"Pelaku UMKM kita masih ada yang tidak tahu-menahu tentang bagaimana Brand Awraness bisa dibuat. Oleh sebab itu dengan melakukan kolaborasi di berbagai pihak bisa membuka jalan untuk belajar, apalagi Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) sudah memberikan fasilitas untuk itu," katanya.

Sementara itu, Asisten Deputi Pertanian dan Perkebunan Kementerian Koperasi dan UKM Dewi Syarlen mengatakan, pihaknya membuka pintu lebar-lebar bagi para pelaku UMKM untuk bisa bergabung dan belajar di kementerian.

"Dengan memberikan berbagai pelatihan yang sudah kami buat melalui berbagai program yang ada di Kemenkop, kami berharap para UMKM bisa meningkatkan kualitas produknya, bisa Go Digital bahkan bisa menembus pasar ekspor," ungkapnya.

https://money.kompas.com/read/2020/07/07/181000726/simak-3-cara-jitu-agar-pelaku-umkm-bisa-tembus-pasar-ekspor-

Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke