Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memetik Laba dari Tren Berkebun di Rumah

Dengan berkembangnya zaman, berkebun kini tak harus di tempat luas dan peralatan yang rumit. Pekarangan rumah kini banyak dimanfaatkan masyarakat dengan menanam mulai dari sayur, tanaman bunga, hingga tanaman herbal.

Peluang tren berkebun di rumah ditangkap start-up pertanian yang juga menjual produk paket berkebun. Melalui start-up pertanian masyarakat cukup di rumah saja memesan paket menanam yang diinginkan melalui gawainya.

Dirintis mulai Maret 2017 Ayo Nandur adalah penyedia layanan dan produk edukasi pertanian yang dikemas secara kreatif dan edukatif.

Dengan adanya tren berkebun di rumah, Ayo Nandur diungkapkan M. Arif Rohman Hakim Founder Ayo Nandur mengalami kenaikan pemesanan paket menanam 30 persen hingga 50 persen.

"Bulan Maret sampai April awal itu masi stabil, tapi pertengahan April sampai kesini naik dari permintaan customer. Peningkatan 30-50 persen naik permintaan. Biasanya sebulan kita ada permintaan 300 sampai 500 pesanan," jelas Arif kepada Kontan.co.id.

Ayo Nandur menyediakan paket menanam bernama Kebun Cilik mulai dari bibit, media tanam serta panduannya dalam satu paket yang dibanderol mulai dari Rp 15.000. Arif memasarkan produk Kebun Cilik melalui online di marketplace dan reseller.

Kini sudah ada 15 agend Ayo Nandur yang ikut memasarkan Kebun Cilik yang tersebar di Jakarta, Semarang, Tegal, Jepara dan Bandung.

Ayo Nandur yang memiliki ciri khas edukasi kreatif soal menanam kini terpaksa membekukan sementara kelas menanamnya secara tatap muka, terutama bagi peserta siswa sekolah. Lantaran hal tersebut Arif mengatakan akan mulai membuka kelas online pada pertengahan Agustus nanti.


"Rencananya bulan Agustus pertengahan gitu awal kita buka kelas online, jadi alat bahan kami kirim, nanti menanam bareng didampingi secara online sama sampai panen. Untuk ikut kelas online masih di angka Rp 50.000 sampai Rp 100.000 sudah dapat bibit 2-3 jenis bibit tanaman," jelasnya.

Tak hanya itu, Ayo Nandur juga sedang mengembangkan paket pertanian hidroponik. Namun Arif menyebut untuk paket hidroponik masih dalam tahap riset untuk menyesuaikan apa yang dibutuhkan pelanggan serta bagaimana agar tak membebani pelanggan dengan ongkos kirimnya.

Startup lain yang bermain di sektor pertanian ialah Neurafarm. Neurafarm dikenal dengan produk aplikasi Dr. Tania yang spesial membantu petani berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan chatbot atau yang akrab dikenal sebagai personal assistant bagi petani untuk mengidentifikasi kondisi tanaman.

CEO Neurafarm Febi Agil Ifdillah menyebutkan pihaknya juga tak ketinggalan menangkap peluang tren berkebun di rumah saat masa pandemi. Febi menyebut jika urban farming sebenarnya bukan hanya sekadar hobi yang bisa dilakukan saat senggang.

Lebih jauh daripada itu, urban farming disebut dapat memiliki potensi lebih besar ke depan. Bahkan dapat hasil pertanian dari urban farming dapat menjadi potensi ekonomi yang cukup menjanjikan.

Neurafarm sendiri baru sebulan ini meluncurkan produk starter kit berkebun yang dibandrol Rp 40.000 hingga Rp 120.000. Jenis bibit yang dipasarkan di Neurafram mulai dari sayuran hingga tanaman herbal.

Pemasaran paket berkebun dilakukan secara offline dan online di marketplace. Neuarafram juga membuka peluang bagi mereka yang ingin menjadi reseller dari produk berkebunnya.


"Paket kami isinya bibit, media tanaman, polibag, hingga khusus paket Rp 75.000 sampai Rp 120.000 itu gratis akses aplikasi Dr. Tania selama sebulan," jelas Febi.

Melalui Dr. Tania, Febi menuturkan pengguna akan mendapatkan panduan menanam lengkap serta dapat berkonsultasi via chat dengan ahli pertanian yang bergabung dengan Dr. Tania.

"Kita juga ada kerja sama dengan Lindungihutan.com mulai 15 Juli - 15 September. Jadi selain dapet paket lengkap mereka juga akan bantu menyumbang satu buah pohon tiap paket yang dibeli untuk paket mulai Rp 75.000. Kampanye kita nanti pohonnya buat pemulihan bekas galian tambang," ungkapnya.

Untuk produk paket berkebun di Neurafarm di bulan awal ini baru ada 30 pesanan. Melalui paket berkebun tersebut Febi berharap minat para generasi saat ini untuk sektor pertanian menjadi meningkat.

"Kami kampanyekan juga biar generasi sekarang bisa tertarik bertani, kami kampanyekan kalo bertani ini bisa di rumah dan mudah caranya," tutur Febi. (Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Memupuk laba dari tren berkebun di masa pandemi Covid-19

https://money.kompas.com/read/2020/07/25/160400226/memetik-laba-dari-tren-berkebun-di-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke