Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tidak Terima Disebut Tak Mengerti Korporasi, Ini Respon Adian Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P, Adian Napitupulu menjawab tudingan yang menyebutnya tak paham budaya korporasi terutama di perusahaan negara. Pernyataannya tersebut terkait polemik komisaris BUMN.

"Arya Sinulingga selaku Staf Khusus Menteri BUMN menyatakan bahwa saya, Adian Napitupulu, tidak mengerti tentang korporasi. Selanjutnya, Arya katakan bahwa dalam budaya korporasi tidak pernah ada lowongan Direksi dan Komisaris yang dipublikasikan terbuka," kata Adian dalam keterangannya, Sabtu (25/7/2020).

Menurut Adian, sudah wajar jika proses seleksi perusahaan negara haruslah melalui proses yang terbuka, yang artinya rangkaian rekrutmennya diumumkan ke publik, terlepas jika itu kandidatnya berasal dari parpol pendukung pemerintah.

Mantan aktivis 1998 ini juga menyinggung soal pernyataan Arya Sinulingga terkait perlunya transparansi dalam pembukaan lowongan komisaris BUMN yang diumumkan ke publik yang dinilai tak lazim.

Kata Adian, pembukaan lowongan bagi jabatan direksi dan komisaris sebuah perusahaan sudah lazim terjadi. Misalnya, lowongan yang dibuka oleh Perusda Pasar Surya, PT Patralog, PT Bank Jatim dan PT Jateng Petro Energi.

“Dari contoh di atas maka pernyataan bahwa tidak pernah ada lowongan direksi atau komisaris corporate yang di umumkan terbuka tentu sebuah kesalahan besar atau sok tahu yang sangat akut,” ujar Adian.

Diungkapkan Adian, masih banyak perusahaan lain non-swasta yang menerapkan keterbukaan dalam seleksi jabatan komisaris.

Selain itu, lanjut dia, pejabat komisaris BUMN adalah jabatan publik. Karena BUMN tak lain adalah aset negara yang pengelolaannya haruslah transparan. 

"Pernyataan kedua dari stafsus BUMN yang saya anggap juga sebagai pernyataan menteri atau setidaknya sesuai arahan menteri, adalah bahwa direksi dan komisaris BUMN itu bukan pejabat publik. Nah menurut saya itu adalah pernyataan yang tidak berlandaskan pengetahuan, tapi nafsu bicara saja," kata dia lagi.

Sebelumnya diberitakan, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut pernyataan Adian Napitupulu membuktikan bahwa sebenarnya politikus PDI-P tersebut tidak mengerti budaya yang ada di korporasi.

“Karena, mana ada perusahaan pernah buka lowongan kerja untuk direksi dan komisaris di media-media atau diumumkan secara terbuka,” ujar Arya dalam keterangannya.

Menurut Arya, pemilihan direksi dan komisaris BUMN memiliki mekanisme tersendiri. Setiap orang yang terpilih menjabat direksi dan komisaris di perusahaan plat merah telah mengikuti serangkaian proses.

“Yang namanya direksi dan komisaris itu dipilih ada prosesnya mencari orang yang tepat, orang yang emang punya kemampuan, orang yang punya latar belakang di industri tersebut,” kata Arya.

Atas dasar itu, Arya menyayangkan pernyataan dari Adian yang menyebut direksi dan komisaris BUMN merupakaan orang-orang titipan.

“Komisaris atau direksinya ya mana pernah terbuka. Jadi lucu, ini bukan jabatan publik. Ini kan posisi korporasi. Jadi saya bisa mengatakan bahwa Bung Adian Napitupulu ini jadi banyak blundernya. Karena tidak paham budaya korprasi,” ucap dia.

Kementerian BUMN sendiri berkali-kali mengklaim bahwa seleksi pimpinan perusahaan negara dilakukan sesuai prosedur dan tanpa tekanan dari pihak lain.

Pemilihan pimpinan perusahaan negara, baik posisi direksi maupun komisaris BUMN, dilakukan dengan proses yang mengedepankan kompetensi dan berpedoman pada aturan yang berlaku.

(Sumber: KOMPAS.com/Akhdi Martin Pratama | Editor: Erlangga Djumena, Yoga Sukmana, Bambang P. Jatmiko)

https://money.kompas.com/read/2020/07/25/210734026/tidak-terima-disebut-tak-mengerti-korporasi-ini-respon-adian-napitupulu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke