Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pesawat Kargo Membawa Penumpang atau Pesawat Penumpang Membawa Kargo?

Pada awal menyebarnya covid-19 tentu saja alur angkutan penumpang secara tiba-tiba menjadi terganggu sangat parah. Sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang menyatakan diri bangkrut atau menuju kebangkrutan.

Lockdown dan protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak dan sering cuci tangan telah membuat minat orang untuk bepergian menggunakan jasa transportasi udara menurun drastis.

Sebaliknya tuntutan bagi angkutan peralatan kesehatan seperti alat pelindung diri (APD) dan misi kemanusiaan lainnya justru meningkat.

Di permukaan secara bertahap terlihat bahwa tuntutan akan angkutan udara kargo menjadi jauh lebih besar dibanding dengan permintaan untuk angkutan udara bagi penumpang.

American Airlines dan United Airlines, sejak bulan April lalu jelas-jelas menunjukkan penerbangan dalam melayani kargo telah jauh lebih banyak dari pada penerbangan angkutan penumpang.

Fenomena angkutan kargo menjadi lebih banyak dibandingkan dengan operasi penerbangan angkutan penumpang kelihatannya sudah tampak merata baik di Amerika Serikat dan Eropa maupun di Asia.

Agak khusus maskapai Air Canada telah mengurangi jumlah tempat duduk dalam kabin penumpang pada 3 pesawat B-777 yang dioperasikannya untuk mengakomodasi penerbangan kargo yang meningkat.

Kabarnya, Lufthansa merencanakan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Air Canada. Sementara itu Cathay Pacific dan Air New Zealand tengah mempertimbangkan untuk tindakan serupa dalam waktu dekat mendatang.

Berkembangnya frekuensi dari operasi penerbangan kargo yang melampaui dari operasi penerbangan angkutan penumpang sebenarnya merupakan hal yang tidak lazim.

Biasanya yang terjadi adalah operasi penerbangan yang mengangkut penumpang dimanfaatkan juga untuk mengangkut barang. Hal ini yang membuat jumlah produksi pesawat pengangkut penumpang jauh lebih banyak dari produksi pembuatan pesawat terbang yang khusus untuk digunakan membawa barang atau kargo.

Perkembangan tersebut telah mengundang perhatian dari FAA (Federal Aviation Adminstration), otoritas penerbangan paling terkemuka di dunia milik Pemerintah Amerika Serikat.

FAA dalam hal ini telah merespons segera dengan mengeluarkan guidance atau petunjuk praktis tentang bagaimana tata cara membawa barang kargo di dalam pesawat yang peruntukannya atau aircraft basic design-nya untuk membawa penumpang.

Bagaimana caranya membawa barang ke dalam kabin untuk diletakkan di seat penumpang atau di lokasi kabin yang seat-nya telah di copot. Hal ini tentu saja sangat berkait dengan masalah masalah keselamatan penerbangan.

Dinamika penerbangan global yang tengah bergeser dari padatnya angkutan penumpang ke permintaan lebih banyak bagi angkutan barang sudah pula terjadi di Indonesia sejak awal berkembangnya pandemic covid-19.

Otoritas penerbangan dalam hal ini Kementerian Perhubungan telah pula mengeluarkan beberapa aturan dan ketentuan baru untuk menyesuaikan permintaan pasar.

Persoalannya adalah masih banyak dibutuhkan aturan yang lebih detil pada pelaksanaan membawa barang kargo di dalam kabin pesawat penumpang.

Kemasan yang bagaimana yang layak untuk dimuat dan diikat pada kursi penumpang serta kemasan yang bagaimana pula yang harus dilakukan bagi barang-barang yang akan dimuat di ruang kabin yang kursi penumpangnya sudah dicopot. Hal ini menjadi penting mengingat barang yang diangkut akan terdiri dari bermacam-macam jenis yang akan sangat berpengaruh kepada keselamatan penerbangan.

Untuk barang-barang khusus yang berbahaya dan biasa diangkut pesawat terbang dikenal sebagai kategori barang dangerous good (DG) misalnya.

Di sisi lain, jika barang kargo akan dimuat bersamaan didalam kabin yang juga membawa penumpang maka otomatis faktor keselamatan dan juga kenyamanan penumpang yang ada bersamanya harus tetap terjaga.

Permintaan atau tuntutan pasar angkutan udara memang tengah berubah sejak Covid-19 melanda dunia. Sementara itu, pada umumnya seluruh maskapai penerbangan tengah berhadapan dengan krisis finansial yang sulit dihindari.

Pemutusan hubungan kerja telah terjadi pada hampir seluruh maskapai penerbangan global, tidak terkecuali di Indonesia.

Di tengah suramnya bisnis maskapai penerbangan ternyata telah muncul fenomena dimana tuntutan terhadap angkutan barang secara pelahan dan bertahap terlihat mulai meningkat.

Sebuah peningkatan yang memberikan harapan bagi bisnis penerbagan ini tentu saja direspon positif oleh manajemen maskapai penerbangan sebagai salah satu solusi ditengah kesulitan yang tengah membelit. Solusi yang mengantar kepada bentuk prioritas angkutan barang , terutama di dalam negeri.

Sebuah solusi yang menuntut pula penyesuaian format pesawat terbang yang akan membawa barang lebih banyak dari pada membawa penumpang. Sebuah solusi yang menuntut perubahan dan penyesuaian disain pesawat angkut komersial.

Kelihatannya, model pesawat penumpang membawa kargo tengah bermutasi menjadi pesawat kargo yang membawa penumpang. Tidak usah heran bila ke depan kita akan berhadapan dengan pertanyaan sederhana tentang “Ini Pesawat Kargo yang membawa Penumpang atau Pesawat Penumpang yang membawa Kargo ?”

https://money.kompas.com/read/2020/07/29/150144126/pesawat-kargo-membawa-penumpang-atau-pesawat-penumpang-membawa-kargo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke