Terpilihnya Biden sebagai orang nomor satu di AS tentu akan berpengaruh terhadap perubahan peta perekonomian dunia. Salah satunya adalah terkait pergerakan harga minyak dunia.
Dalam masa kampanye, Biden konsisten mengedepankan program pengurangan penggunaan energi fosil yang tidak ramah lingkungan.
Hal tersebut pun tidak dipungkiri akan berpengaruh terhadap pergerakan minyak dunia yang masih sangat terpukul oleh pandemi Covid-19.
Namun demikian, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan memproyeksikan, terpilihnya Joe Biden tidak akan menjadi sentimen utama penggerus harga minyak.
"Saya kira akan berdampak tapi tidak terlalu signifkan jika pun memperkeruh," katanya kepada Kompas.com, Senin (9/11/2020).
Menurutnya, pergerakan harga minyak utamanya dipengaruhi oleh pasokan dan juga permintaan. Kedua hal ini yang terus menggerus harga minyak.
"Kebijakan Biden untuk renewable energy juga saya kira butuh waktu implemnetasikannya," ujarnya.
Selain itu, Mamit meyakini Biden tidak akan langsung membuat kebijakan yang dapat berdampak buruk kepada perusahaan minyak dan gas di Negeri Paman Sam.
"Biden tidak akan menghancurkan perusahaan Amerika secara langsung karena ini juga menyangkut penerimaan negara dari mereka," ucapnya.
Seperti dikutip dari Kontan.co.id, harga minyak cenderung bergerak lebih rendah ketimbang bulan Oktober.
Pada Senin (9/11/2020) pukul 07.25 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2020 di New York Mercantile Exchange berada di dollar AS 37,77 per barel, menguat 1,70 persen ketimbang harga penutupan perdagangan pekan lalu.
Sementara itu harga minyak brent untuk pengiriman Januari 2021 di ICE Futures berada di 39,97 dollar AS per barel. Harga minyak acuan internasional ini menguat 1,32 persen dari harga penutupan Jumat pekan lalu.
https://money.kompas.com/read/2020/11/09/112023526/joe-biden-jadi-presiden-as-bagaimana-nasib-harga-minyak-dunia