BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan UOB
Salin Artikel

Untuk Hari Esok Indonesia, UOB Bangun Solidaritas di Tengah Pandemi

KOMPAS.com – Negara-negara di dunia tak terkecuali Indonesia kini sedang dihadapkan dengan tantangan besar penanganan wabah Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona tipe baru. Bermula dari Kota Wuhan, China, persebaran virus ini berdampak luas sehingga menimbulkan efek domino yang luar biasa.

Di Indonesia, pandemi tak hanya menggerus kesehatan, tetapi juga menimbulkan dampak serius terhadap sektor ekonomi. Hal ini sangat dirasakan oleh berbagai golongan masyarakat, termasuk para pekerja seni.

Diberitakan Kompas.com, Senin (27/4/2020), ada sekitar 38.000 pekerja seni yang terdampak pandemi virus corona berdasarkan pendataan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Merespons hal ini, pemerintah sudah mempersiapkan langkah penting untuk membantu para pekerja seni yang terdampak. Salah satunya dengan menyiapkan jaminan sosial berupa bantuan langsung agar mereka bisa melanjutkan hidup.

Memupuk solidaritas

Selain pemerintah, para seniman juga bersolidaritas untuk membantu sesama. Mereka menggalang donasi untuk membantu pekerja seni yang terdampak secara ekonomi.

Adapun solidaritas bagi pekerja seni juga diinisiasi oleh perusahaan swasta yang berdedikasi terhadap dunia seni, UOB Indonesia salah satunya.

Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan, selain berupaya membantu nasabah mengelola keuangan, UOB Indonesia juga senantiasa mendampingi komunitas seniman.

Komitmen tersebut diwujudkan UOB Indonesia dengan meluncurkan program “Indahnya Berbagi dalam Berkarya, dari Seniman untuk Seniman”.

Program ini merupakan kolaborasi antara UOB Indonesia dan 25 seniman pemenang serta finalis ajang UOB Painting of the Year (POY) Indonesia dalam upaya menggalang dana bagi seniman yang tengah berjuang di masa pandemi Covid-19.

Dari pameran tersebut, seniman UOB POY mendonasikan 30 persen dari hasil penjualan karya seni mereka untuk digunakan membeli sembako dan disalurkan bagi seniman di Indonesia yang tinggal di luar pulau Jawa dan Bali yang terdampak pandemi.

Selain itu, UOB Indonesia juga tetap menyelenggarakan ajang tahunan Kompetisi UOB POY Indonesia. Kompetisi ini merupakan perhelatan seni unggulan UOB yang bertujuan mencari dan mengembangkan talenta seni di Asia Tenggara.

Hendra mengatakan, tahun ini merupakan tahun ke-10 perhelatan seni UOB POY di Indonesia.

Pada kompetisi tahun ini, UOB mengajak seluruh seniman untuk membagikan kesan mereka mengenai tema “Solidaritas” serta menekankan pentingnya persatuan di tengah keberagaman.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, proses pendaftaran dan penyerahan karya seni dilakukan secara online. Hal ini untuk memudahkan seniman dan meminimalisasi risiko penyebaran Covid-19.

Seiring dengan upaya UOB Indonesia mempromosikan seni di tengah masyarakat, Hendra berharap, perhelatan seni tersebut dapat mempersatukan publik dengan mendorong rasa solidaritas dan semangat dalam menghadapi tantangan Covid-19.

“Lewat Kompetisi UOB 2020, kami (berharap) dapat membantu lebih banyak seniman Indonesia untuk terus maju dan berkembang dalam menghadapi tantangan, serta fokus meraih masa depan yang cerah melalui karya lukisan mereka,” jelas Hendra.

Jawara UOB POY Indonesia 2020

Sebagai informasi, UOB Indonesia menunjuk Dr Agung Hujatnikajennong, Ay Tjoe Christine, dan Asikin Hasan sebagai dewan juri kompetisi tersebut.

Setelah melalui proses penilaian, dewan juri akhirnya menganugerahkan Prabu Perdana (36), seniman asal Bandung, Jawa Barat, dengan lukisan berjudul “Isolated Garden” sebagai pemenang UOB POY 2020 untuk Indonesia.

Karya Perdana dinilai mampu merefleksikan tema “Solidaritas” dengan menggambarkan kesadaran untuk menjaga jarak di tengah pandemi.

Perdana mengatakan, lukisan yang ia buat menekankan pentingnya kebersamaan dan persatuan di tengah jarak sosial dalam mengatasi pandemi.

“(Lukisan itu) melambangkan harapan bahwa di tengah ketidakpastian yang disebabkan Covid-19. Masyarakat harus tetap tangguh dalam solidaritas untuk menghadapi masa depan,” jelasnya.

Adapun inspirasi lukisan yang mengusung semangat solidaritas itu muncul saat Perdana berada di sebuah taman seorang diri. Taman tersebut diubah menjadi ruang kerja yang nyaman dan kondusif.

Kreativitas berkembang saat barang-barang pribadi miliknya ditata sedemikian rupa mengelilingi dirinya di tengah nuansa taman yang tenang. Suasana taman tersebut menyerupai Taman Batu yang terletak di dataran tinggi Bandung, Jawa Barat.

“Kemenangan ini sangat berkesan karena momen ini berlangsung di tengah pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkapnya.

Sebagai pemenang kompetisi UOB POY (Indonesia) 2020, Prabu Perdana mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 250 juta.

Karya seninya akan bersaing dengan pemenang dari Malaysia, Singapura, dan Thailand untuk penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year yang akan diumumkan pada 3 Desember 2020. Ia juga berkesempatan untuk memenangkan program residensi di Fukuoka Asian Art Museum.

Sementara itu, kategori perupa pendatang baru dimenangkan oleh Michelle Felicia Dermawan (17). Ia meraih penghargaan Most Promising Artist of the Year 2020 untuk lukisan berjudul “This Too Shall Pass”. Karya seni tersebut dinilai mewakili situasi pandemi yang tidak pasti dengan berbagai dampak yang ditimbulkan.

Lukisan Michelle menggambarkan kondisi masyarakat yang dituntut beradaptasi dan menghadapi masa sulit dengan semangat yang gigih.

Michelle berharap, lukisannya tidak hanya menjadi catatan masa-masa sulit bagi mereka yang menghadapi gejolak batin, tetapi juga sebagai pengingat bahwa situasi ini akan berlalu.

Pendidikan dan seni

Dukungan UOB Indonesia terhadap dunia seni tidak berhenti sampai di situ. Beberapa kegiatan seni lain diselenggarakan untuk memupuk kreativitas di tengah masyarakat.

Salah satu kegiatannya adalah UOB Art Explorer, ajang seni visual yang diselenggarakan secara daring dan dirancang untuk menggali manfaat seni kepada masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Program ini menawarkan rangkaian lengkap sesi terapi seni (Art As Therapy) dan tutorial seni (Art At Home).

Sementara untuk mendukung pendidikan anak-anak secara khusus, UOB Indonesia menjalin kerja sama dengan Museum MACAN sebagai mitra pendidikan utama.

Kemitraan ini mengukuhkan dukungan lintas sektor dalam bidang seni dan pendidikan yang berfokus pada pendidikan seni budaya, khususnya di Jakarta dan sekitarnya.

Salah satu bentuk kerja sama tersebut adalah penyelenggaraan pameran kelima UOB Museum MACAN Children’s Art Space. Pameran ini menampilkan karya seniman Indonesia Citra Sasmita, alumnus pemenang perhelatan kompetisi UOB Painting of the Year 2017 di tingkat Gold.

Karya seni Citra Sasmita ini merupakan gabungan antara sajian virtual dan fisik yang dirancang secara eksklusif bagi anak-anak dan keluarga.

Anak-anak dan keluarga dapat mendengarkan Citra Sasmita membacakan dongeng-dongeng yang akan dihidupkan dengan memanfaatkan web-based augmented reality (WebAR). Karya ini dapat dinikmati secara daring dengan cara mengakses situs Museum MACAN.

Dukung pendidikan anak

Selain di bidang kesenian, UOB Indonesia juga memberikan bantuan kepada anak-anak Indonesia yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Melalui UOB My Digital Space, UOB Indonesia telah menyumbangkan 50 komputer notebook untuk membantu pelajar yang kurang beruntung di enam kota. Dengan bantuan ini, mereka diharapkan dapat mengikuti kegiatan belajar secara daring.

Dalam program tersebut, UOB Indonesia juga berkolaborasi dengan Sekolah.mu, sebuah penyedia model pembelajaran campuran (blended learning), untuk menominasikan 25 sekolah menengah atas (SMA) di enam kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar.

Sekolah-sekolah terpilih akan menerima komputer notebook bagi dua siswa siswi berprestasi untuk kurun waktu dua tahun ke depan hingga mereka menyelesaikan pendidikan SMA.

https://money.kompas.com/read/2020/12/10/080700626/untuk-hari-esok-indonesia-uob-bangun-solidaritas-di-tengah-pandemi

Bagikan artikel ini melalui
Oke