Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tingkatkan Jumlah Eksportir Baru, Mendag: Presiden Jokowi Minta Program Export Coaching Ditambah

KOMPAS.com – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) berpesan, kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar menambah kegiatan Export Coaching Program (ECP) atau program pendampingan ekspor.

Tujuannya untuk meningkatkan jumlah eksportir baru dan memberikan dampak bagi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pascapandemi Covid-19.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto dalam pelepasan ekspor serentak pada,di Lamongan, Jawa Timur (Jatim), Jumat (4/12/2020). Kegiatan ini pun turut diikuti beberapa peserta ECP binaan Kemendag.

Sebagai informasi ECP merupakan kegiatan pendampingan ekspor Kemendag yang telah dilaksanakan sejak 2010.

Program ini berupa pendampingan dari tenaga ahli dalam rangka peningkatan daya saing pelaku industri yang memenuhi kriteria untuk akses ke pasar global.

Terkait pelaksanaan kegiatan ECP, Agus menjelaskan, Kemendag akan terus mendampingi, mendorong, dan memberikan fasilitasi kepada para pelaku usaha potensial untuk mempersiapkan diri.

“Hal ini guna mendukung peningkatan ekspor secara nasional,” katanya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Sabtu (12/12/2020).

Lebih lanjut Agus mengatakan, pada 2020 program pendampingan ekspor Kemendag sudah berjalan di empat wilayah.

Wilayah tersebut adalah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Jawa Tengah (Jateng), Jatim, dan Kabupaten Banyuwangi.

“Keempat wilayah itu, berhasil mencatat nilai transaksi ekspor sebesar 2,47 juta Dollar AS atau sekitar Rp 34,9 miliar,” jelasnya.

Transaksi ini, kata Agus, dicetak oleh 41 eksportir hasil pendampingan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag.

“Untuk ke-41 pelaku usaha tersebut sebagian besar merupakan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan produk yang beraneka ragam,” ujarnya.

Produk-produk UKM itu diantaranya adalah furniture, gula semut, kopi, keripik, sapu, bangkirai atau decking kayu, arang briket, pala, ubi, vegetable acid oil, batu apung, kerajinan, plywood, sayuran, dan mie kering.

Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Spanyol, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, Taiwan, Selandia Baru, dan Turki.

Kemudian, ada Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Inggris, Thailand, Polandia, Australia, Jerman, Lithuania, Jamaika, Prancis, Pakistan, Malaysia, Singapura, Nigeria, Dominika, hingga Maladewa.

Menurut Agus, keberhasilan eksportir UKM merupakan hasil dari komitmen kuat dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, serta kerja keras para pelaku usaha.

“Capaian ini sangat membanggakan karena nilai yang dibukukan cukup besar dan dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang penuh tantangan," ujar Agus.

Cakupan kegiatan ECP

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menyampaikan, pendampingan dalam ECP berlangsung selama kurang lebih setahun.

“Sementara untuk kegiatan ECP mencakup beberapa hal. Dari mulai peningkatan kualitas produk, perbaikan manajemen produksi dan daya saing produk,” jelas Kasan.

Kemudian, lanjut dia, mencakup pula desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ekspor, pengembangan pasar dan mencari potensial buyer.

“Melalui ECP, pelaku usaha mendapat bimbingan mengenai tata cara ekspor dan informasi seputar negara tujuan ekspor,” ujar Kasan.

Tak hanya itu, tambah dia, para peserta juga dapat membuka peluang di negara tujuan ekspor dengan didampingi praktisi ekspor.

Selain kegiatan ECP, Kasan mengatakan, pada situasi pandemi ini, Kemendag melalui Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) juga menggelar berbagai kegiatan daring.

“Salah satunya seminar ekspor yang dilakukan secara virtual bekerja sama dengan perwakilan perdagangan di luar negeri,” terangnya.

Bahkan, PPEI turut merekomendasikan para peserta ECP atau pendampingan untuk mengikuti sejumlah kegiatan penjajakan business matching atau kerja sama dagang secara virtual.

“Kegiatan tersebut juga diselenggarakan perwakilan perdagangan dengan calon mitra potensial di negara tujuan ekspor,” ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2020/12/12/080049126/tingkatkan-jumlah-eksportir-baru-mendag-presiden-jokowi-minta-program-export

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke