Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Joe Biden Diramal Bakal Meredam Ketidakpastian Global di Tahun 2021, Apa Untungnya?

JAKARTA, KOMPAS.com – Kemenangan Joe Biden yang menggantikan posisi presiden AS Donald Trump diramalkan akan mengurangi ketidakpastian global.

Hal ini berdampak pada ekonomi global di tahun 2021, pasca pandemi Covid-19.

Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan, kebijakan dagang dengan konfrontasi menjadi ciri khas era kepemimpinan Presiden Trump, yang tidak direspon positif oleh pasar karena mencipatkan ketidakpastian dan meningkatnya volatilitas.

“Sementara itu Joe Biden diperkirakan akan mengambil pendekatan yang berbeda dengan Trump, dengan lebih melakukan pendekatan diplomatis dan kerja sama multilateral. Pendekatan ini diperkirakan akan mengurangi faktor ketidakpastian dan volatilitas di pasar, sehingga menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, terutama bagi kawasan Asia,” kata Ezra melalui siaran pers, Senin (21/12/2020).

Selain itu, Ezra juga mengatakan, pasar akan mengapresiasi penunjukkan mantan Fed Chair Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan.

Yellen dianggap dapat berkoordinasi baik dengan The Fed sehingga arah kebijakan fiskal dan moneter dapat lebih selaras dan efektif.

“Kondisi ini berbeda dengan era Trump di mana Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam beberapa kesempatan memiliki pandangan yang berbeda dengan The Fed. Presiden Trump juga beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang berlawanan dengan The Fed yang menimbulkan ketidakpastian bagi pasar,” jelas dia.

Secara keseluruhan, cara kepemimpinan Trump yang tidak konvensional sering menyebabkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar.

Sementara itu, Joe Biden dianggap sebagai politisi yang lebih konvensional sehingga arah dan komunikasi kebijakan diperkirakan dapat lebih konsisten sehingga mengurangi ketidakpastian di pasar.

Tidak hanya terpilihnya Joe Biden saja yang merubah sentimen pasar, namun hasil pemilu kongres AS juga diperkirakan suportif bagi sentimen pasar.

Saat ini diperkirakan akan terjadi kondisi split congress, di mana partai Demokrat meraih mayoritas dalam House, sementara partai Republik mayoritas dalam Senate, yang akan menjadi skenario baik bagi pasar.

“Dengan kondisi split congress ini maka kebijakan fiskal Amerika diperkirakan tetap moderat dan tidak terlalu progresif. Dalam skenario ini maka defisit fiskal Amerika Serikat dapat lebih terjaga dan tingkat imbal hasil US Treasury dapat tetap pada level yang relatif rendah sehingga meningkatkan appetite untuk obligasi di negara berkembang,” jelas Ezra.

https://money.kompas.com/read/2020/12/21/181744126/joe-biden-diramal-bakal-meredam-ketidakpastian-global-di-tahun-2021-apa

Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke