Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini 5 Cara Gaet Basis Pelanggan Ala Owner Amble Footwear

Jika demikian, kamu harus ubah caramu berbisnis jadi anti-mainstream. Hal ini bisa dimulai dengan kiat-kiat menggaet basis pelanggan agar mereka setia dengan produk buatanmu.

Cara menggaet pelanggan bisa kamu contek dari para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sudah berpengalaman, bahkan mampu mempertahankan pelanggannya di masa pandemi Covid-19.

Salah satu yang bisa kamu intip adalah tips dari Agit Bambang Suswanto, seorang pendiri dan owner Amble Footwear, sebuah merek dagang dengan lini produk sepatu kulit dan apparel asli Indonesia.

Berikut ini tips yang Agit bagikan buat kamu:

1. Bikin produk anti-mainstream

Sejak memulai bisnis dari tahun 2009, pelanggan sepatu kulit buatan Agit banyak diminati. Padahal dulu, berjualan daring via Instagram atau Youtube belum semasif sekarang.

Rahasia Agit terletak pada produk yang ditawarkan. Sepatu kulit yang identik dengan kesan monoton dan "kebapak-bakapan" diubahnya jadi sepatu kulit dengan desain yang digandrungi anak muda dan senyaman sneakers.

"Makanya bisa jadi pilihan anak-anak muda. Karena kita berpikir gimana caranya bikin sepatu kulit senyaman sneakers, Mengubah sepatu kulit bukan sepertu pantofel yang dipakai bapak-bapak kondangan, tapi dipakai anak muda," kata Agit kepada Kompas.com, Jumat (1/1/2021).

Kamu juga bisa mengubah produkmu dengan cara yang Agit sampaikan. Pertama-tama, kamu harus mengetahui target pasarmu, anak muda atau orang dewasa.

Target pasar ini sangat dibutuhkan saat kamu hendak mengambil keputusan dalam bisnis, misalnya rancangan produk, ketentuan harga, cara pemasaran, dan sebagainya.

2. Kumpulkan testimoni

Kemudian, kumpulkan testimoni dari pelanggan-pelangganmu sebelumnya. Testimoni ini akan dilihat oleh pelanggan barumu. Testimoni bagus akan membuat usahamu jadi salah satu merek tepercaya.

Testimoni ini bisa kamu pajang di akun-akun sosial media yang menjadi pusat pemasaran, seperti Instagram, Twitter, website resmi, dan sebagainya.

"Saat saya buat lebih banyak (produk), challenging-nya (tantangannya) adalah saya harus bisa meningkatkan demand-nya. Waktu itu yang pertama kali saya lakukan adalah saya kumpulkan dari testimoni orang beli," ungkap Agit.

3. Tampilkan foto menarik

Agit paham betul bahwa foto-foto produk yang menarik akan menjadi magnet bagi pembeli. Untuk itu sejak awal, Agit nampak perfeksionis soal foto sepatu yang ditampilkannya dalam setiap akun pemasaran.

Bagi kamu yang tidak mempunyai skill fotografi, jangan khawatir. Era industri 4.0 saat ini sudah banyak platform digital yang mau mengajarimu teknik-teknik itu secara gratis.

Kamu bisa mencarinya di Youtube atau Google. Kemudian, pelajari dan praktekkan teknik fotografi yang kamu inginkan. Jika kamu memiliki teman yang punya bakat tersebut, mintalah tolong kepada mereka untuk mengajarimu sesuatu.

"Saya pelajari dari brand-brand luar, untuk bisa memberi visual foto produk (yang bagus) sampai seperti apa, sih? Saya dibantu teman juga yang kuliahnya di desain komunikasi visual," ungkap Agit

4. Tetapkan harga produk

Menetapkan harga dari sebuah produk tidak bisa sembarangan. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, kamu harus mengetahui siapa target pasarmu.

Agit misalnya, memberikan harga yang ramah kantong (affordable) karena tahu segmen pasarnya adalah anak-anak muda. Kebanyakan anak muda tentu belum mapan seperti orang dewasa, yang mampu membeli merek sepatu kulit dari luar negeri berharga fantastis.

"Waktu itu kita paham brand Amble belum dikenal, makanya kasih harga yang affordable. Kalau orang beli sepatu Dockmart (merek luar negeri) itu mahal, kita harganya cuma 25 persen dari itu," sebut Agit.

Biasanya, pemberian garansi pada produk sepatu bukan hal lumrah. Namun Agit memberi garansi pada produk sepatunya.

Jangan asal ikut-ikutan, kamu pun harus mengerti keuntungan dan kelemahan pemberian garansi untuk setiap produk yang kamu jual.

Dalam kasus Agit, pemberian garansi ini ditujukan agar pelanggan merasa membeli sepatu di UMKM sama seperti membeli sepatu di pusat perbelanjaan.

Pelanggan bisa memakai garansinya jika sepatu yang dibeli kekecilan atau kebesaran, selama stok masih ada. Kalau stok habis, pelanggan tersebut harus sabar menunggu.

"Namanya bisnis harus fokus yang paling penting. Untuk bisa bertahan terutama di masa pandemi, salah satunya cepat berinovasi. Berani untuk breaking the rules. Karena kita brand sepatu, masa kita bikin masker? Menurut saya enggak ada yang salah, namanya juga bertahan/survival mode," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2021/01/02/142100126/ini-5-cara-gaet-basis-pelanggan-ala-owner-amble-footwear

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke