Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Investor Cenderung Menahan Diri Masuk ke Lelang Sukuk Negara

Investor cenderung menahan diri di tengah kondisi ekonomi yang masih tidak pasti akibat pandemi Covid-19 yang terus meluas.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, lelang SBSN, Selasa (12/1/2021), menerima penawaran masuk sebesar Rp 24,27 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah dari penerimaan yang masuk di lelang SBSN akhir tahun lalu yang mencapai Rp 27,76 triliun.

Sementara, pemerintah menyerap lebih banyak di lelang perdana ini, yaitu Rp 11,3 triliun. Sebagai perbandingan pada lelang akhir tahun lalu, pemerintah menyerap sebesar Rp 6,14 triliun.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, investor domestik yang biasanya memburu SBSN saat ini cenderung menahan diri karena risiko ketidakpastian ekonomi meningkat. Hal ini juga tergambar dari pergerakan yield yang meningkat.

Tercatat, Selasa (12/1/2021), yield Surat Utang Negara (SUN) acuan tenor 10 tahun naik ke 6,19 persen. Padahal di sepekan sebelumnya, yield berada di 5,91 persen.

Fikri menambahkan, ketidakpastian kondisi pasar keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian kapan jumlah penyebaran kasus korona menurun. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali dan distribusi vaksin yang bertahap menjadi pertimbangan investor untuk masuk ke pasar SBSN.

Meski begitu, Fikri tetap mengapresiasi hasil lelang kali ini karena investor lebih banyak memburu seri tenor panjang. Artinya, pelaku pasar sedang bersikap oportunis dengan memilih seri yang memberikan yield tinggi.

Fikri mengatakan keberhasilan distribusi vaksin menjadi penentu keberhasilan lelang surat utang negara selanjutnya.

Bagaimana pun jika pandemi mereda maka risiko fiskal yang Indonesia alami juga akan berkurang. Dengan begitu, harga obligasi pemerintah akan membaik dan semakin menarik investor.

Fikri menilai saat ini pemerintah memang melakukan front loading atawa menyerap lebih cepat dan banyak di awal. Penyebabnya, pemerintah saat ini juga membutuhkan pembiayaan dengan cepat untuk menangani pandemi.

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Yield naik, investor cenderung menahan diri masuk lelang sukuk negara

https://money.kompas.com/read/2021/01/12/214000626/investor-cenderung-menahan-diri-masuk-ke-lelang-sukuk-negara

Terkini Lainnya

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke