Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terbuka soal Keuangan Pribadi dengan Pasangan Sebelum Menikah, Perlukah?

Ada yang beralasan bahwa masih ada ketakutan kalau uang pribadinya akan disalahgunakan oleh pasangan, takut pasangan akan matre kepadanya, takut ketahuan memiliki permasalahan keuangan, dan lainnya.

Namun, jika kamu memiliki pasangan yang sudah terpikirkan untuk ke jenjang pernikahan, maka ada baiknya untuk mulai terbuka soal keuangan pribadi.

“Karena, kita harus tahu bagaimana keuangan pasangan kita, apa saja permasalahan yang akan dialami, dan apakah kamu sanggup berpasangan dengannya jika memiliki keuangan tersebut,” sebut Perencanaan Keuangan Finansialku, Widya Yuliarti, CFP®.

Menurut dia, menikah bukan hanya sekedar cinta, melainkan perjalanan untuk seumur hidup. Dengan adanya keterbukaan soal keuangan masing-masing, membuat kita paham dengan kelebihan dan kekurangan pasangan, dan juga bisa menguatkan satu sama lain.

Berikut penjelasan lengkapnya tentang bagaimana membangun kepercayaan dan merencanakan masa depan secara bijak.

1. Buatlah ruang secara netral

Membangun kepercayaan dengan pasangan memang susah-susah gampang, karena masih ada juga yang takut terbuka soal keuangannya.

Widya menyarankan, ketika kamu memang akan terbuka soal keuangan, maka buatlah space atau ruang yang netral. Maksudnya adalah kita tidak boleh menghakimi satu sama lain, dan biarkan pasangan bercerita secara terbuka.

“Benar-benar mencoba berdiri di kaki pasangan kalian, mencoba mengerti dengan apa yang dihadapi pasangan kalian,” jelasnya.

Sehingga, membuat ruang yang netral sangatlah penting. Usahakan jangan memberikan penilaian yang buruk, tapi mulai dengan mendengarkan. Jika memang pasangan kamu ingin dibantu, maka berikan solusi untuk keuangannya.

2. Mulai miliki dana darurat

Jika kamu dan pasangan sudah terbuka, maka selanjutnya mulai rencanakan pernikahan dari sisi keuangan yang tepat, yaitu mulai miliki dana darurat.

Ketika kamu sudah menikah, tentu saja banyak pengeluaran yang akan hadir. Sehingga, dana darurat ini berfungsi sebagai dana cadangan atau untuk pengeluaran tidak terduga di masa depan.

“Dengan adanya dana darurat, kamu bisa mengantisipasi jika seadainya cashflow kamu tidak cukup. Kamu bisa dapatkan cashflow dari dana darurat,” jelasnya.

Ketika sudah menikah nanti, setidaknya kamu harus miliki jumlah dana darurat minimal sebesar 9 kali dari pengeluaran bulanan kamu. Simpanlah dana darurat di instrumen yang memiliki likuidisasi yang tinggi, artinya mudah untuk kamu cairkan kapanpun.

Untuk sistem penyimpanan, boleh disimpan di tempat terpisah atau digabung. Namun, komunikasi dan kepercayaan harus diutamakan, ya!

3. Miliki asuransi kesehatan

Selain dana darurat, Widya berkata untuk mulai miliki asuransi kesehatan. Karena, asuransi ini akan menjadi proteksi diri ketika kamu terserang penyakit.

Tentu saja kamu tidak ingin arus kasmu berantakan ketika kamu sakit bukan? Maka, kamu perlu memiliki asuransi kesehatan.

Jika kamu sudah menikah dan memiliki anak, maka akan menjadi wajib memiliki asuransi jiwa untuk proteksi terhadap dana pendidikan anakmu.

4. Mulai rencanakan dana pernikahan

Jika kamu dan pasangan sudah memiliki dana darurat dan asuransi, maka kamu bisa mulai merencanakan dana pernikahannya.

“Caranya adalah dimulai dengan budget yang ingin kamu miliki untuk menikah,” saran Widya.

Kemudian, tanyakan juga untuk sumber dana pernikahan ini akan dari mana. Apakah kamu akan mendapatkan bantuan dari orang tua atau tidak? Selanjutnya adalah menghitung kebutuhan kamu untuk menikah.

Misalnya, jika kamu akan menikah di tahun depan dengan anggaran Rp 100 juta, maka perhitungan menabungnya adalah Rp 100 juta : 12 bulan = Rp 8.334.000,00. Sehingga, per bulan kamu harus menabung sebesar Rp 8.334.000,00.

Ini hanya sekedar contoh, sesuaikanlah pernikahan dengan anggaran yang kamu miliki, bukan pernikahan yang mengatur anggaranmu.

Widya menyebutkan, ada baiknya menggelar pernikahan yang cukup sederhana saja, dan ikuti jumlah budget yang kamu inginkan, atau semampunya kamu beserta pasangan.

Karena setelah menikah, masih banyak tujuan keuangan yang harus kamu capai nantinya, seperti membeli rumah, menyiapkan dana pendidikan, menyiapkan dana pensiun, dan lainnya.

5. Mulai menabung atau berinvestasi

Widya mengataian, jangan lupa untuk selalu berusaha menabung atau berinvestasi minimal 20 persen dari pendapatan bulanan.

Jika kamu belum punya dana darurat, mulailah rencanakan dana darurat kamu.

Ketika kamu akan menikah dan belum punya dana darurat, maka cobalah untuk menabung atau berinvestasi untuk dana darurat dan dana pernikahan.

Jika dana darurat kamu sudah tercapai, maka kamu bisa langsung berinvestasi untuk dana pernikahan kamu.

6. Selalu evaluasi kesehatan keuanganmu

Setelah melakukan cara-cara di atas, jangan lupa juga untuk mengevaluasi dan cek kesehatan keuangan kamu. Hal ini berguna, agar kamu tahu apakah tujuan kamu masih sesuai dengan rencana atau tidak. (Retna Gemilang)

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

https://money.kompas.com/read/2021/02/14/064435026/terbuka-soal-keuangan-pribadi-dengan-pasangan-sebelum-menikah-perlukah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke