Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5 Persen di 2021

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui memang terjadi perubahan dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik di tahun ini.

Namun laju kegiatan perekonomian pada 2021 ini tetap terjaga sesuai estimasi awal hingga ke level 5 persen, dibanding minus 2,07 persen pada 2020.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 akan sebesar 4,3-5,5 persen. Hal itu berbeda dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 yang sebesar 4,5-5,5 persen.

“Sekarang rentangnya agak bergeser, tapi titik perkiraan kita ada di 5 persen,” ujar Sri Mulyani dilansir dari Antara, Rabu (17/2/2021).

Sri Mulyani mengaku mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI pada 2021 sebesar 4,3-5,3 persen.

"Jadi kita akan lihat di kuartal satu ini. Tapi range (rentang) ini menggambarkan kita masih optimis di sekitar 5 persen untuk 2021," ujar dia.

Di kuartal I 2021 ini, Sri Mulyani melihat pemulihan ekonomi masyarakat terus berjalan meskipun pemerintah menerapkan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pemerintah, sambung dia, akan terus menggulirkan kebijakan untuk menstimulus ekonomi demi mengakeselerasi pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19.

“Inilah yang kita upayakan di Februari dan Maret 2021 ini. Supaya kuartal I tetap bisa ada momentum pemulihan, baik kuartal ke kuartal atau secara tahunan," terang Sri Mulyani.

"Dengan kuartal I yang cukup solid, kita akan jaga supaya di kuartal II dan III akan rebound, atau pemulihannya makin dipercepat,” demikian kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Utang Rp 30 triliun dari SUN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 30 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana dengan penawaran masuk mencapai Rp 60,84 triliun.

Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta, menyatakan realisasi lelang ini masih di bawah target indikatif yang ditetapkan sebelumnya Rp 35 triliun.

Untuk seri SPN03210519, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 1 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,97028 persen.

Penawaran untuk seri ini mencapai Rp 1,28 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 2,9 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 3,05 persen.

Untuk seri SPN12220203, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 3,2 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,2275 persen.

Penawaran untuk seri ini mencapai Rp 4,95 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 3,2 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 3,3 persen.

Untuk seri FR0086, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 10,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,28338 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp 15,93 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 5,25 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 5,55 persen.

Untuk seri FR0087, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 5,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,23863 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp 15,06 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,2 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,41 persen.

Untuk seri FR0088, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 2,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,25809 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp 8,09 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,2 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,5 persen.

Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 5,55 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,85997 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp 10,08 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,78 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7 persen.

Untuk seri FR0089, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 1,45 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,70954 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp 5,43 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,69 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,93 persen.

Dengan adanya lelang ini, maka secara keseluruhan jumlah pembiayaan negara yang berasal dari lelang SUN selama Januari-Februari 2021 mencapai Rp 145,95 triliun.

https://money.kompas.com/read/2021/02/17/072815726/sri-mulyani-yakin-ekonomi-ri-bisa-tumbuh-5-persen-di-2021

Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke