Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kurangi Sampah Plastik, Le Minerale Gandeng Industri Daur Ulang dan Asosiasi Pemulung

Sinergi ketiga sektor ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Multi-Stakeholder Pilot Project Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional oleh pihak Tirta Fresindo Jaya, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI).

Ekonomi sirkular adalah sebuah alternatif untuk ekonomi linier tradisional (buat, gunakan, buang) di mana menjaga agar sumber daya dapat dipakai seoptimal dan selama mungkin. Singkatnya, sampah tidak menjadi akhir dari konsumsi, tetapi dapat digunakan sebagai sumber daya yang baru.

Sustainability Director Tirta Fresindo Jaya Ronald Atmadja menjelaskan, perusahaan memilih plastik berbahan PET untuk penggunaan galon Le Minerale guna menghindari pemalsuan, sekaligus menjaga air mineral di dalamnya teruji.

Lantaran plastik berbahan PET sudah terjamin keamanannya untuk menjadi wadah menyimpan pangan baik dalam kondisi panas maupun dingin. Di sisi lain, plastik ini punya manfaat sebab hasil daur ulangnya bisa dijadikan produk turunan yang baru dan beragam.

"Plastik PET itu ramah linkungan, karena 100 persen dapat di daur ulang, mengingat kestabilan sifat-sifatnya yang berwarna jernih, ringan, mudah dibentuk, dan tidak mudah pecah untuk dijadikan kembali sebagai biji plastik,"ujar Ronald dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/2/2021).

Oleh karena itu, jenis plastik berbahan PET dinilai memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi sebagai limbah sebab bisa menjadi bahan baku untuk kebutuhan industri daur ulang. Disamping pula, menjadi solusi efektif dalam menangani masalah tumpukan limbah plastik di Indonesia.

Seperti galon sekali pakai Le Minerale yang berbahan PET, nilai 4 galon setara 1 kilogram dihargai sebesar Rp 4.500 atau secara satuannya dihargai Rp 1.125 per galon pada industri daur ulang.

"Karakteristik yang dimiliki membuat plastik PET berbeda dengan plastik lainnya dan saat ini efektif untuk penanganan limbah plastik," imbuh dia.

Kendati demikian, Ronald mengakui limbah plastik PET baru bisa dinikmati manfaatnya jika ekonomi sirkular bisa berjalan dengan baik. Maka hal ini pula yang menjadi fokus Le Minerale dalam mendorong penyerapan plastik PET di industri daur ulang.

Lewat pilot project gerakan ekonomi sirkular nasional, perusahaan merancang 3 paket kerja tahap awal. Pertama, meningkatkan volume pengambilan plastik PET dari lingkungan sebesar 20 persen di tingkat pengepul.


Kedua, menciptakan sistem kerja terpadu yang mampu menyambung dan mengukur hasil daur ulang plastik di Indonesia. Serta ketiga, melakukan peneyempurnaan sistem kerja dan penambahan kota kerja diujung periode pengujian.

"Sebagai produsen, Le Minerale akan memastikan produk-produk kami cocok diserap industri daur ulang, dan kami pun berpartisidapasi aktif dalam memaksimalkan penyeparan," kata Ronald.

Ia menyatakan, tentu gerakan ekonomi sirkular dapat berjalan dengan optimal bila adanya kerja sama dengan banyak pihak. Oleh sebab itu, Le Minerale menggandeng ADUPI dan IPI untuk merealisasikannya.

Kerja sama ketiganya diantaranya mencakup pengurangan sampah plastik di lingkungan penduduk maupun lautan dan meningkatkan penyerapannya. Lalu, mengedukasi masyarakat lewat buku panduan mengenai standar daur ulang plastik nasional.

Kemudian membangun pusat data daur ulang plastik di wilayah Jabodetabek. Serta pelatihan standarisasi daur ulang plastik dan peningkatan kapasitas kepada 3 mitra binaan di wilayah Jabodetabek.

Selain itu, bekerja sama dengan IPI dalam pengolahan sampah plastik daur ulang melalui dukungan biaya operasional KIP (Kawasan Industri Pemulung) dan KUP (Kawasan Usaha Pemulung). IPI di Sukoharjo, Jawa Tengah pun menjadi mitra Le Minerale.

Termasuk pula dukungan dalam penyediaan alat mesin press dan armad truk, hingga beasiswa kepada 100 anak pemulung di 4 kabupaten/kota yakni Bekasi, Subang, Indramayu, Sukoharjo.

"Ekonomi sirkular adalah langkah terbukti dalam penglolaan sampah PET, namun hasil sekarang yang baik masih belum cukup menanggapi permasalahan sampah nasional, maka itu kolaborasi berbagai pihak dan fokus harus diupayakan untuk meningkatkan hasil yang efektif," pungkas Ronald.

https://money.kompas.com/read/2021/02/24/090339126/kurangi-sampah-plastik-le-minerale-gandeng-industri-daur-ulang-dan-asosiasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke