Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN GAYA HIDUP KOMPASIANA] Narcissistic Personality Disorder, Berharap Banjir Pujian | Penting atau Tidak Melampirkan Sertifikat Saat Melamar Kerja? | Nafsu Makan Tinggi, Nafsu Baca Rendah

KOMPASIANA---Menginginkan sebuah pujian adalah hal yang wajar. Namun bagaimana kalau hal tersebut sudah berlebihan.

kondisi ini biasanya banyak dialami remaja, terutama saat pubertas.

Fase remaja bisa dikatakan merupakan masa-masa yang masih penuh dengan ego. Tidak jarang, apa yang dilakukannya merasa paling benar dan tidak pernah salah.

Salah satu perilaku yang bisa timbul pada fase ini adalah Narcissistic Personality Disorder (NPD), hal ini dikarenakan tidak adanya pengendalian dari dalam diri.

Selain mengenai Narcissistic Personality Disorder ada juga penting tidaknya sertifikat saat melamar kerja dan nafsu baca kita yang rendah.

Berikut 3 konten menarik dan popuer kategori Gaya Hidup di Kompasiana:

1. Para Pelaku "Narcissistic Personality Disorder" Selalu Berharap Banjir Pujian

Menurut Kompasianer Dessy Indah Hani tidak salah menonjolkan diri dengan prestasi yang dimiliki.

Hal tersebut sangat wajar. Merasa sangat bangga dengan diri sendiri terhadap prestasi yang diperoleh memang mampu memberikan semangat.

Akan tetapi, semua itu tidaklah baik bila dilakukan secara berlebihan. Seperti halnya seseorang yang berperilaku Narcissistic Personality Disorder, di mana dirinya cenderung akan bersikap sombong. (Baca selengkapnya)

2. Sebetulnya, Melampirkan Sertifikat pada Saat Melamar Kerja Itu Penting Nggak Sih?

Mungkin di antara kamu ada yang bertanya-tanya apakah melampirkan sertifikat dalam CV saat melamar kerja penting atau tidak.

Kompasianer Seto Wicaksono mengatakan, tergantung posisi pekerjaan yang dilamar atau persyaratan yang dicantumkan pada suatu posisi yang dibutuhkan.

Sebab, menurutnya, ada beberapa posisi yang membutuhkan sertifikat tertentu sebagai syarat utama.

"Misalnya saja sertifikat Brevet, yang wajib dilampirkan untuk posisi yang melibatkan perhitungan pajak. Bisa Akuntan atau bagian keuangan (finance) di suatu perusahaan," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Nafsu Makan Tinggi, Nafsu Baca Rendah

Meningkatkan minat atau bahkan nafsu membaca memang bukan hal mudah.

Beragam cara sudah dicoba, namun hasilnya tetap belum sesuai harapan.

Tetapi, sudahkah kamu mencoba cara satu ini?

Kompasianer Khrisna Pabhicara memiliki cara meningkatkan nafsu membaca dengan meminjam cara untuk merangsang nafsu makan.

Berdasarkan pengalamannya, cara pertama adalah bertahap. Seperti seseorang yang kehilangan nafsu makan, asupan yang masuk haruslah dengan porsi kecil.

Demikian dengan membaca. Proses memupuk nafsu membaca bisa dilakukan dengan bertahap; dicicil, sering, dan teratur.

"Begitu kita melihat novel dengan ketebalan 300 halaman bisa menguapkan selera baca. Tenang. Perlakukan novel tebal itu seperti camilan. Makan sedikit-sedikit, tetapi sering. Begitu juga kalau kita membaca. Kelar 10 halaman, setop dulu. Rehat setengah jam, membaca lagi. Begitu terus," tulis Kompasianer Khrisna Pabhicara.

Untuk cara kedua dan ketiga baca di sini

(IBS)

https://money.kompas.com/read/2021/03/18/205800026/-tren-gaya-hidup-kompasiana-narcissistic-personality-disorder-berharap-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke