Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Dilema Mengikuti SNMPTN | Kiat Membangun Komunikasi Guru-Siswa | Jurus Tokcer Mengarang Novel

KOMPASIANA---Pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) itu selalu menarik perhatian dan ditunggu banyak orang.

Memang tidak hanya itu, masih ada beberapa jalur seperti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan seleksi mandiri.

Sebagai besaran kuota yang ada, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) memang yang tertinggi, yaitu 40 persen. Sedangkan SNMPTN (kuota) minimum 20 persen dan seleksi mandiri (kuota) maksimum 30 persen.

Pemilihan jurusan dan perguruan tinggi di SNMPTN telah berlalu tapi, memilih jurusan bukan hanya penting pada tahap seleksi SNMPTN.

1. Pengumuman SNMPTN, Seharusnya Tidak Salah Memilih Jurusan dan Perguruan Tinggi

Pada jalur SBMPTN dan seleksi mandiri juga memerlukan kecermatan dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi.

Untuk SBMPTN, tulis Kompasianer Mahir Martin, tahun ini sistem pemilihan jurusan dan perguruan tinggi kembali ke sistem lama.

"Dua tahun lalu, tepatnya pada SBMPTN 2019, pemilihan jurusan perguruan tinggi dilakukan setelah nilai UTBK diketahui," lanjutnya.

Sedangkan untuk tahun ini, siswa akan memilih jurusan dan perguruan tinggi bersamaan pada saat mendaftar UTBK.

"Artinya, sistem SBMPTN kembali ke sistem lama, siswa akan memilih jurusan dan perguruan tinggi tanpa mengetahui nilai UTBK yang diraihnya," tulis Kompasianer Mahir Martin. (Baca selengkapnya)

2. Kiat Membangun Komunikasi Efektif antara Guru dengan Siswa

Bukan siswa yang sulit diajari, barangkali, cara guru menyampaikan materi ajar yang kurang bisa dipahami oleh semua siswa di kelas.

Kompasianer Ozy V. Alandika yang juga berprofesi sebagai guru menyadari dalam dunia pembelajaran tidak bisa dimungkiri bahwasannya guru adalah tukang transfer ilmu yang cukup krusial.

Demi menghadirkan komunikasi yang efektif, lanjutnya, seorang guru perlu menciptakan situasi saling menghargai agar nanti siswa bisa menangkap kesan bahwa mereka sesungguhnya sedang dihargai.

"Contohnya seperti memberikan panduan kerja serta mengarahkan siswa dalam belajar," tulis Kompasianer Ozy V. Alandika.

Ketika siswa merasa dihargai, nantinya mereka akan membalas jasa dengan menghargai guru yang sedang menjelaskan. (Baca selengkapnya)

3. Jurus Tokcer Mengarang Novel

Pernah mengalami kelelahan kreatif setelah menulis novel? Hal itu dialami sendiri oleh Kompasianer Khrisna Pabichara seusai menggarap Natisha: Persembahan Terakhir.

"Kekuatan jiwa dan raga saya benar-benar terkuras. Namun, kelelahan itu sirna dengan sendirinya begitu fisik novel tiba di tangan," tulisnya.

Pada bagian pertama, Kompasianer Khrisna Pabichara mengajarkan kepada setiap penulis novel yakni mesti bisa memadukan keterencanaan dengan ketakterdugaan.

"Semacam menikahkan kreativitas dengan serendipitas. Semacam mengawinkan yang sudah terpikirkan dengan yang akan tersua dengan sendirinya," tulis Kompasianer Khrisna Pabichara menjelaskan. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam ulasan mengenai dunia pendidikan di Kompasiana pada sub-kategori: Humaniora - Edukasi.

https://money.kompas.com/read/2021/03/23/093106026/tren-edukasi-kompasiana-dilema-mengikuti-snmptn-kiat-membangun-komunikasi-guru

Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke