Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Bangkitnya Minat Catur di Indonesia | Pengalaman Ikut Turnamen Catur | Belajar Main Catur Online

KOMPASIANA---Duel yang Ditunggu akhirnya terlaksana juga: Dewa Kipas atau Dadang Subur melawan GM Irene Sukandar, yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Deddy Corbuzier.

Meski kalah telak 3-0, Dewa Kipas atau Dadang Subur tetap mengakui keunggulan pertahanan GM Irene Sukandar yang sulit ditembusnya itu.

Pada pertandingan tersebut Dewa Kipas berhak membawa pulang uang tunai Rp 100 juta. Sedangkan WGM Irene meraih Rp 200 juta yang diberikan langsung oleh Dedy Corbuzier.

Namun, dari ramainya penonton pada pertandingan tersebut, ternyata perlahan olahraga catur di Indonesia mulai bangkit.

Kita semua menyadari itu, olahraga yang bisa dipertandingan dari pos ronda sekalipun hingga level Internasional.

1. Dewa Kipas dan Bangkitnya Minat Catur di Indonesia

Dampak dari fenomena Dewa Kipas itu, tulis Kompasianer Irfan Pras, menimbulkan efek domino berupa meningkatnya minat masyarakat Indonesia akan permainan catur.

Buktinya, penonton pertandingan Dewa Kipas vs GM Irene saja mencapai lebih dari 1 juta penonton saat siaran langsungnya.

"Saya yakin setelah ini banyak yang makin tertarik dengan permainan catur, termasuk membeli papan catur baru, menginstall permainan catur di gawai, menonton tutorial di YouTube," lanjut Kompasianer Irfan Pras.

Terlebih animo masyarakat amat luar biasa, bagi yang sudah akrab dengan dunia catur pasti bangga dan takjub. Sedangkan yang baru melihatnya akan mulai memelajarinya. (Baca selengkapnya)

2. Pengalaman Ikut Turnamen Catur, 3 Kali Menang dari 7 Pertandingan

Olahraga catur kini mendapat perhatian masyarakat Indoensia pascapertandingan Dewa Kipas atau Dadang Subur melawan GM Irene Sukandar.

Karena pertandingan itu, Kompasianer Widi Kurniawan jadi teringat pernah mengikuti sebuah turnamen catur sewaktu kecil. Bukan keinginannya, tapi justru oleh Bapaknya didorong untuk ikut dan didaftarkan.

"Maka, tanpa persiapan dan latihan, saya pun nurut saja ikut jadi peserta. Target kemenangan tidak saya pikirkan, karena dapat jatah konsumsi saja sudah bikin saya senang," tulis Kompasianer Widi Kurniawan, mengenang itu.

Turnamen catur itu menggunakan sistem Swiss tujuh babak, artinya setiap peserta wajib main tujuh kali dengan lawan yang berbeda.

Setiap kemenangan dihargai satu poin, remis atau draw setengah poin dan kalah tidak dapat poin alias nol. (Baca selengkapnya)

3. Kecanduan Main Catur Online karena Kontroversi Dewa Kipas

Jika bukan karena kontroversi Dewa Kipas, barangkali, Kompasianer Efrem Siregar tidak mencoba bermain catur online.

"Sudah lama saya tak membuka situs tersebut, terakhir kali mungkin dua atau tiga tahun lalu. Pun saya sudah lama tak bermain catur offline," tulisnya.

Bahkan saking senangnya bermain, saat akhir pekan juga dihabiskan oleh Kompasianer Efrem Siregar untuk bermain: bisa dari pagi sampai malam.

Untuk bermain di chess.com, pengguna bisa memilih lama waktu permainan, secara default waktu normal satu permainan adalah 10 menit. (Baca selengkapnya)

***

Ingin membaca atau ikut menulis topik serupa, bisa ikuti Topik Pilihan di Kompasiana: Bangkitnya Olahraga Catur.

https://money.kompas.com/read/2021/03/23/141400326/-kurasi-kompasiana-bangkitnya-minat-catur-di-indonesia-pengalaman-ikut

Terkini Lainnya

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke