Bahkan, disebutkan dia, posisi Indonesia berada jauh di bawah negara besar seperti USA, China, dan Jepang.
"Indonesia masih berada di peringkat terbawah. Posisinya masih jauh kalau dibandingkan dengan dengan USA, China, dan Jepang," ujarnya pada Peresmian Pabrik Plastik Daur Ulang PT. Amandina Bumi Nusantara yang disiarkan secara virtual, Senin (5/4/2021).
Lebih lanjut Agus menyebutkan, saat ini kebutuhan bahan baku plastik nasional mencapai 7,2 juta ton per tahun. Dari jumlah itu ada sebanyak 2,3 juta ton bahan baku berupa virgin plastic lokal yang disuplai oleh industri petrokimia dalam negeri.
Sedangkan kebutuhan bahan baku industri daur ulang plastik nasional sekitar 2 juta ton dengan pasokan dalam negeri sekitar 913.000 ton, dan sisanya merupakan pasokan impor.
Di samping itu, Agus juga berpendapat, industri daur ulang plastik dapat menghasilkan berbagai produk bernilai tambah dengan potensi ekonomi yang mencapai lebih dari Rp 10 triliun per tahun. "Sementara untuk potensi ekspor produk turunan daur ulang plastik yang mencapai 141,9 juta dollar AS,” ucapnya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pemerintah menyiapkan regulasi, baik dalam rangka pemberian insentif dan disinsentif, termasuk pegawasan dan pengendalian regulasi yang ditetapkan serta penyediaan sarana prasarana pengumpulan sampah plastik.
https://money.kompas.com/read/2021/04/05/172547126/menperin-penggunaan-plastik-di-indonesia-berada-di-peringkat-terbawah-dunia