Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Generasi Zaman Now: Malas Baca tapi Doyan Nonton | Paradoks Literasi Membaca Generasi Kota dan Desa | Tip dan Pentingnya Memilih Buku Anak Sesuai Rating Usia

KOMPASIANA---Persoalan minat membaca masih menyelimuti bangsa ini, terutama pada anak generasi zaman sekarang.

Kemajuan teknologi, alih-alih meningkatkan minat baca masyarakat, justru semakin menenggelamkan. Pasalnya mereka lebih gemar menonton.

Tidak salah dengan menonton. Hanya saja, sebenarnya, Aktivitas membaca tidak boleh dianggap remeh, bahkan tidak bisa tergantikan dengan apapun hingga saat ini. Karena dengan mambaca maka otak manusia menjadi bekerja dan akan berfungsi lebih baik.

Banyak negara di dunia di kategorikan sudah maju karena masyarakatnya memiliki budaya membaca yang sangat tinggi. Itu sebabnya, kemajuan pendidikan sebuah negara diukur oleh salah satunya minat baca.

Selain mengenai minat baca, ada juga mengenai perbedaan literasi membaca di kota dan desa serta pentingnya memilih buku anak sesuai usia.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana seputar minat baca:

1. Generasi Zaman Now: Malas Membaca tapi Doyan Nonton

Kompasianer Yupiter Gulo berpendapat, saat ini kebanyakan masyarakat lebih senang menonton ketimbang membaca. Terlebih didorong oleh kemajuan teknologi.

Menurut dia, orang lebih suka menonton apa saja yang ada di dalam gawainya, dengan beragam media sosial yang menyajikan berbagai macam tayangan.

"Efeknya dipastikan jauh lebih dahsyat menurunkan kemauan membaca, karena dengan gawai atau HP masing-masing, bisa melakukannya sepanjang waktu, nyaris selama 24 jam tanpa mengenal tempat, waktu dan apa saja," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Paradoks Literasi Membaca Generasi Kota dan Desa

Kompasianer Federikus Sani berbagi pandangannya mengenai literasi membaca. Menurutnya, terdapat paradoks literasi membaca terdapat di kota dan desa, khususnya di desa tempat dia tinggal.

Literasi membaca generasi kota dan desa ibarat bumi dan langit. Di kota, dikatakannya, menghadirkan beragam fasilitas taman bacaan, sementara generasi di desa selalu bersentuhan dengan alam bebas untuk berteriak, bermain, dan mencari kepuasan batin.

"Jangankan membaca buku, berbicara hari buku nasional pun mereka tidak tahu. Ya, karena sumber untuk mengetahui informasi sangat terbatas. Akan tetapi, pola pikir mereka sudah familiar dengan alam bebas," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Tip dan Pentingnya Memilih Buku Anak Sesuai Rating Usia

Jika ditanya apa alasannya memilih buku harus seusai usia anak, jawabannya adalah karena minat dan kemampuan anak mengolah sesuatu yang ada di sekitarnya berbeda-beda di setiap jenjang tahunnya.

Kompasianer Amalia Mumtaz Nabila mengatakan, misalnya, untuk anak di atas dua tahun orangtua bisa mulai memberikan buku berbentuk fisik. Hal ini dikarenakan daya tangkap mereka sudah mulai matang.

Atau pada usia tiga hingga lima tahun, pilihlah buku yang tokoh utama dalam ceritanya juga sepantaran dengan usia anak. Hal ini dilakukan untuk memunculkan rasa simpati pada diri anak.

"Orangtua bisa berperan sebagai pendongeng. Bacakan anak dengan intonasi atau suara-suara yang menarik. Selain untuk menimbulkan interaksi, cara tersebut juga akan memberikan daya tarik lebih terhadap cerita. Dengan begitu, anak tidak akan merasa bosan dan jenuh," tulisnya. (Baca selengkapnya) (IBS)

https://money.kompas.com/read/2021/05/20/220200126/-kurasi-kompasiana-generasi-zaman-now--malas-baca-tapi-doyan-nonton-paradoks

Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke