Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Belajar Menyikapi ”Quarter Life Crisis” dengan Bijak

KOMPASIANA---Krisis seperempat abad atau ”quarter life crisis” umumnya dialami para dewasa muda di usia 20-an tahun.

Serangan emosional kepada mereka diri bisa datang dari mana saja. Sehingga, kerap kali para milenial ini mempertanyakan dan meragukan eksistensi diri.

Tantangan terberatnya ketika sudah membandingkan pencapaian dirinya dengan orang lain yang usianya ada di bawah maupun di atas mereka.

Akan tetapi bagi mereka yang bisa melewati masa krisis ini pada akhirnya akan membuat individu tumbuh semakin dewasa.

1. Merayakan Usia 25 dengan Gembira

Pada usia 25 tahun dengan asumsi jenjang pendidikan ditempuh normal, maka seseorang minimal sudah lulus S1.

Kompasianer Indah Novita ingat, pada usia 25 tahun adalah masa-masa amat bersemangat, dan (ingin) produktif dalam berkarya.

"Saya suka merencanakan sesuatu yang hebat, namun kadang niat kurang kuat untuk mewujudkannya," tulis Kompasianer Indah Novita.

Jika belum bekerja, bisa jadi sangat tertekan karena orang di sekitar pasti sering bertanya ini-itu tentang status pengangguran yang disandang.

Jadi, pada posisi tersebut kita mesti sabar dan tidak berputus asa. (Baca selengkapnya)

2. Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Berlari ala "Brittany Runs A Marathon"

Kompasianer Yudi Rahardjo membuat catatan menarik tentang permasalahan Quarter Life Crisis lewat film "Brittany Runs A Marathon".

Brittany berada dalam fase quarter life crisis ketika sudah menginjak 28 tahun dalam hidupnya.

Brittany kehilangan pekerjannya karena sering terlambat datang ke kantor dengan berat badannya yang berlebih dia juga mengalami masalah percintaan karena tidak ada pria yang teratarik dengan dirinya.

"Mulailah Brittany menjalankan program diet, awalnya Brittany berniat untuk berolahraga di Gym, namun ternyata biaya yang dibutuhkan untuk jadi member gym tidak murah," tulis Kompasianer Yudi Rahardjo.

Melihat tetangganya, Catherine (Michaela Watkins) yang sering berlari, Brittany juga ingin berlari, tentu lari adalah olahraga yang tidak butuh banyak biaya. (Baca selengkapnya)

3. Ini 3 Cara Tetap Nyaman dalam Situasi Tak Nyaman

Pada saat satu pelatihan, Kompasianer Taura melemparkan sebuah penyataan menarik kepada peserta: jadilah nyaman disituasi tidak nyaman.

Pasalnya, Kompasianer Taura percaya kita akan berubah menjadi nyaman setelah melakukannya ratusan kali.

Menerima situasi adalah kunci pertama agar Anda nyaman di situasi yang tidak nyaman. Anda harus menerima saja dengan lapang dada situasi yang ada.

"Setelah Anda menerima situasi apapun saat ini yang Anda anggap tidak nyaman, maka selanjutnya adalah jangan pernah membandingkan situasi Anda dengan orang lain," tulis Kompasianer Taura. (Baca selengkapnya)

***

Simak segala macam permasalahan yang dialami oleh para dewasa muda lewat Topik Pilihan Kompasiana: Usia 25.

https://money.kompas.com/read/2021/05/25/181800226/-kurasi-kompasiana-belajar-menyikapi-quarter-life-crisis-dengan-bijak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke