Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jaminan Keamanan Digital Jadi Aspek Penting untuk Jaga Kepercayaan Konsumen

JAKARTA, KOMPAS.com – Ancaman kebocoran data dalam konteks keamanan digital (digital security) di Indonesia kembali menjadi perhatian masyarakat.

Apalagi, dalam beberapa waktu terakhir, dugaan kebocoran data digital terjadi pada beberapa perusahaan dan lembaga pemerintahan di Tanah Air.

Menurut laporan lembaga Check Point, Software Technologies Inc., Indonesia saat ini menjadi negara ketiga yang paling ditarget dalam ancaman digital security setelah Amerika Serikat dan India. Industri finansial atau keuangan menjadi sektor yang paling rentan terhadap ancaman digital security.

Chief Customer Officer Telkomtelstra Agus F Abdillah mengatakan, dalam dunia digital, keamanan menjadi isu yang sangat penting.

Terlebih lagi di tengah pandemi yang telah berlangsung selama lebih dari setahun ini, sehingga membuat adopsi teknologi digital sangat cepat berkembang, terutama yang terkait dengan bagaimana manusia saling berinteraksi.

"Bagaimana perusahaan bisa menjamin keamanan data dari pelanggan supaya tidak terjadi kebocoran data menjadi hal yang sangat penting karena memang di dunia digital, security menjadi isu yang sangat penting. Apalagi bagi perusahaan yang melakukan transformasi digital di mana hal penting dalam dunia digital adalah selain network dan aplikasi serta tentu saja security," jelas Agus dalam siaran persnya, dikutip Kompas.com, Senin (14/6/2021).

Dia menambahkan, sebagai penyedia layanan cloud di Indonesia, Telkomtelstra yang merupakan perusahaan joint venture antara PT Telkom Indonesia dengan Telstra Australia menghadirkan satu layanan cloud lokal yaitu Qiscus yang berlokasi di Indonesia.

Perusahaan itu dapat memenuhi semua aspek kebutuhan perusahaan, baik itu reability, scability, maupun availability, serta aspek security dengan baik.

Agus menjelaskan, Qiscus adalah platform percakapan yang membantu bisnis dalam melakukan percakapan tepat waktu dalam skala besar.

Sementara itu, Hanny Winarti, Partnership Account Manager Qiscus, menjelaskan mekanisme penggunaan Qiscus.

Saat konsumen melakukan chat maka akan masuk ke beberapa channel platform layanan pesan, seperti WhatsApp, Messenger, dan Line.

Jika memang ada kebutuhan menginteraksikan dengan chatbot maka pesan dari konsumen tersebut akan dihandle oleh chatbot terlebih dahulu yang ada di multichannel chat.

“Namun, jika chatbot-nya sudah mendapatkan pertanyaan yang lebih kompleks maka juga bisa diteruskan ke life agent,” kata Hanny.

Ia mengungkapkan pentingnya upaya untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang baik dan aman dalam situasi pandemi ini. 

Sebab, pengalaman pelanggan dapat meningkatkan pendapatan dan daya saing bagi perusahaan.

Di sisi lain, Senior Cloud & UC Product Specialist Telkomtelstra M Ryan Matrasiwi mengatakan, masih banyaknya masyarakat yang bertanya tentang keamanan data komunikasi konsumen dengan perusahaan karena komunikasi tersebut bersifat confidential.

Jika terjadi kebocoran data, selain menyebabkan kerugian yang berdampak ke branding perusahaan, kepercayaan dari pelanggan bisa menurun dan berimbas pada profit yang menurun.

Oleh karena itu, lanjut dia, perusahaan harus menciptakan dan menjaga kepercayaan konsumen kepada produk atau layanannya dengan menerapkan keamanan data digital.

Saah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menempatkan aplikasi perusahaan pada layanan cloud yang tersedia.

"Tentunya layanan cloud tersebut harus bisa memenuhi kebutuhan perusahaan, baik itu faktor reability, scability, availability, dan tentu saja security dengan baik,” kata Ryan.

https://money.kompas.com/read/2021/06/14/143625126/jaminan-keamanan-digital-jadi-aspek-penting-untuk-jaga-kepercayaan-konsumen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke