JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra International Tbk (ASII) telah menetapkan mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro sebagai Komisaris Independen, dalam pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini (17/6/2021).
Hal ini telah disepakati oleh para manajemen Astra dalam RUPSLB tersebut.
Sebagai komisaris, Bambang dan sejawatnya menerima gaji bulanan dengan total Rp 1,8 miliar.
"Menetapkan total honorarium untuk seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan maksimum sejumlah Rp 1,8 miliar gross per bulan, mulai berlaku terhitung sejak 1 Mei 2021 hingga penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2022," kata Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto lewat keterangan tertulis, Kamis.
Selanjutnya, memberikan wewenang kepada Presiden Komisaris untuk menetapkan pembagian jumlah honorarium tersebut diantara para anggota Dewan Komisaris Astra, dengan memperhatikan pendapat dari Komite Nominasi dan remunerasi perseroan.
Dengan demikian, susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan berubah menjadi sebagai berikut:
Presiden Komisaris : Prijono Sugiarto
Komisaris Independen : Sri Indrastuti Hadiputranto
Komisaris Independen : Rahmat Waluyanto
Komisaris Independen : Apinont Suchewaboripont
Komisaris Independen : Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
Komisaris : Anthony John Liddell Nightingale
Komisaris : Benjamin William Keswick
Komisaris : John Raymond Witt
Komisaris : Stephen Patrick Gore
Komisaris : Benjamin Birks
"Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris dan seluruh stakeholders atas dukungan penuh yang telah diberikan kepada Astra," ujar Boy.
Setelah tak lagi menjadi menteri, Bambang Brodjonegoro telah diangkat menjadi Komisaris Utama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dalam RUPST Telkom pada Jumat (28/5/2021) lalu.
Pada 30 April lalu, dirinya juga menjabat sebagai Komisaris Utama perusahaan Bukalapak.
https://money.kompas.com/read/2021/06/17/193439626/total-gaji-komisaris-astra-international-mencapai-rp-18-miliar