Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita BI: Seramnya Disrupsi Libra hingga Bitcoin, Bikin Bank Sentral Punya Pesaing

Erwin lantas mengungkapkan disrupsi ini mempengaruhi kebijakan bank sentral. Dia menceritakan seramnya disrupsi ekonomi digital bila bank sentral tidak jeli melihat perubahan yang terjadi dan memainkan perannya dengan naik.

"Disrupsi ini nyata bahkan untuk bank sentral yang (kelihatannya) seperti menara gading yang tidak akan roboh. Kasus Libra, bitcoin itu secara langsung akan mempengaruhi semua hal (termasuk) efektifitas dari bank sentral," kata Erwin dalam webinar Leadership in Digital Era, Sabtu (17/7/2021).

Erwin menuturkan, bank sentral harus agile dan melihat segala perubahan yang ada. Penting bagi bank sentral melihat peluang dan tantangan dari adanya model bisnis baru (new business model), dengan munculnya berbagai alat pembayaran.

Baru-baru ini, perusahaan bernilai di dunia termasuk pabrikan mobil listrik Tesla, sudah menerima bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Meski pemimpin Tesla, Elon Musk, akhirnya mendepak bitcoin sebagai alat pembayaran ketika harganya terjun bebas.

Begitu juga dengan Facebook yang berencana menciptakan sebuah alat pembayaran lintas negara, bernama Libra.

"(Bitcoin dan Libra) bukan hanya pemain baru di dunia bisnis, bahkan pesaing (bagi) bank sentral. Siapa yang berpikir bahwa bank sentral punya pesaing dari (kalangan) sosial media (Facebook)? Enggak Ada. Jadi disrupsi nyata bahkan untuk bank sentral," ucap Erwin.

Erwin menjelaskan, kejelian memungkinkan bank sentral membuat kebijakan yang relevan untuk menangani segala tantangan yang tercipta akibat diarupai. Membuat kebijakan yang tepat itu memerlukan pemimpin (leader).

Pemimpin, kata Erwin, harus tahu konteks bisnis bank sentral, mulai dari perencanaan, cara menjaga stabilitas mata uang meski ada bitcoin hingga Libra, serta menyiapkan aturannya mengingat bank sentral adalah policy maker.

"Persoalan rupiah harus dijaga kestabilannya dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak sepenuhnya dalam kontrol BI. Kemudian dia (leader) harus memahami kontrol tadi dengan menciptakan sebuah sistem, sebuah framework, sedemikian rupa, sehingga kestabilan terjaga," ucap Erwin.


Erwin mengungkapkan, komunikasi juga menjadi kunci penting bagi seorang pemimpin.

Pasalnya jika Bank Indonesia (BI) tidak memiliki manajemen komunikasi yang baik, bukan tidak mungkin kredibilitasnya hancur. Tentu hal ini akan mempengaruhi nilai dari mata uang rupiah.

"Sebagai bank sentral atau policy maker, kita benar-benar harus menimbang memang disrupsi itu nyata dan sebuah keniscayaan. Kemudian bagaimana membuat transformasi dengan mempertimbangkan antara manfaat dan mudharat, lalu dikomunikasikan," pungkas Erwin.

https://money.kompas.com/read/2021/07/17/151400526/cerita-bi--seramnya-disrupsi-libra-hingga-bitcoin-bikin-bank-sentral-punya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke