Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PLTA Kayan Cascade Bakal Tambah 3.300 MW Kapasitas EBT Terpasang

Tambahan tersebut tentu saja membuat kapasitas EBT terpasang secara keseluruhan ikut terdongkrak mengingat realisasi kapasitas terpasang pembangkit listrik berbasis EBT hingga akhir 2020 baru mencapai 10.467 megawatt.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga awal 2021 kapasitas pembangkit EBT masih didominasi oleh PLTA yang mencapai 6.121 MW.

Capaian tersebut disusul oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang mencapai 2.130,7 MW, pembangkit bioenergi 1.903,5 MW, pembangkit bayu 154,3 MW, pembangkit surya 153,5 MW, pembangkit hybrid 3,6 MW.

Direktur Operasional PT KHE Khaeroni menegaskan bahwa keberadaan PLTA Kayan Cascade akan menghasilkan sumber listrik EBT yang ramah lingkungan.

“Listrik PLTA bukan hanya ramah lingkungan tapi juga sangat bisa bersaing dengan listrik yang dihasilkan dari energi fosil,” ujar Khaeroni dalam keterangan resminya, Rabu (18/8/2021).

Hal ini sejalan pula dengan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperkuat perkembangan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi, khususnya ke arah ekonomi hijau dan ekonomi biru berkelanjutan.

Presiden Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD pada 16 Agustus 2021 memang mengatakan, transformasi menuju energi baru dan terbarukan serta akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau, akan menjadi perubahan penting dalam perekonomian Indonesia.

"Ini tepat sekali. Sesuai dengan harapan yang diucapkan Presiden saat pidato kenegaraan kemarin, KHE mengembangkan PLTA Kayan Cascade yang akan berkontribusi besar terhadap penurunan emisi gas rumah kaca dunia," kata Khaeroni.

Pembangunan PLTA Kayan Cascade yang dipelopori oleh KHE dimulai sejak tahun 2011 memanfaatkan area sepanjang sungai Kayan.

Nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai 17,8 miliar dollar AS. Proyek tersebut terdiri atas 5 bendungan dengan 5–6 unit turbin pembangkit pada tiap bendungannya.

Tahap pertama PLTA Kayan Cascade berkapasitas 900 MW, tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.

‘’Listrik yang dihasilkan dari PLTA tersebut akan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri dan pelabuhan,” jelas Khaeroni.

Di samping itu, listrik yang dihasilkan Kayan Cascade ini bisa diserap oleh kawasan industri Tanah Kuning. Di sana terdapat pabrik pengolahan biji nikel, baja, aluminium serta pelabuhan internasional yang ada di Kaltara. Bahkan bisa mensuplai ke ibukota negara baru di Kalimantan Timur.

Proyek PLTA Kayan Cascade sebetulnya merupakan bagian dari konsep Kaltara Integrated Green Economic Zone yang mencakup 4.686 hektar milik PT Indonesia Strategis Industri (ISI), perusahaan pengelola kawasan industri yang menjadi bagian dari Kawasan Industri Hijau yang terintegrasi dengan Pelabuhan Internasional Indonesia. Kawasan Industri Hijau tersebut akan dikembangkan dan dikelola oleh PT ISI.

Pengelola juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai tenant, di antaranya smelter aluminium PT Alum Ina Indonesia, pabrik baja PT Prime Steel Indonesia, smelter ferronickel PT Nickel Industri Indonesia, pabrik kendaraan listrik PT Indonesia Emobil Industri, dan partner pembuat baterainya, PT General Battery Indonesia.

“Proyek PLTA ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2025," tandasnya.

https://money.kompas.com/read/2021/08/18/113206026/plta-kayan-cascade-bakal-tambah-3300-mw-kapasitas-ebt-terpasang

Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke