Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sektor Konstruksi Belum Pulih, Pekerja Makin Terpuruk

Pendiri Komunitas Sedulur Gravel Georgi Ferdwindra Putra mengatakan, sejak 2020 hingga saat ini, tercatat ada sekitar 60 persen pekerja konstruksi menganggur.

Menurut dia, sekitar 90 persen proyek konstruksi pemerintah bahkan sempat berhenti pada tahun lalu, kecuali untuk proyek kesehatan atau penangangan Covid-19.

“Keadaan yang sulit ini berdampak sangat signifikan pada pendapatan para pekerja konstruksi di Indonesia,” kata Georgi dalam siaran persnya dikutip Kompas.com, Minggu (10/10/2021).

“Keadaan ini membuat para pekerja jatuh ke dalam jurang kemiskinan yang lebih dalam,” tambah dia.

Memang sebut dia, berdasarkan Riset Fitch Solutions pada April 2021 mengungkapkan industri konstruksi dapat tumbuh 8,7 persen pada tahun ini.

Namun kenyataan berkata lain. Fitch Solutions merevisi prediksi pertumbuhan ini menjadi 7,4 persen dan turun lagi menjadi 2,7 persen pada September 2021. Alasan dari turunnya prediksi pertumbuhan ini adalah kondisi pandemi Covid-19 yang sempat kembali meningkat akibat varian Delta mulai Juli lalu.

Selain sektor industrinya yang sedang terpuruk, Georgi juga memaparkan ada 2 faktor lain yang membuat para pekerja konstruksi masih sulit sejahtera.

Pertama, adalah pekerja sektor industri kebanyakan berstatus pekerja informal.

Menurut dia, hal ini membuat para pekerja tidak memiliki kepastian kerja dan bahkan dapat di-PHK kapan saja.

Kedua, pekerja konstruksi juga tidak memiliki akses terhadap proyek konstruksi selain lewat kenalan-kenalan mereka.

Berangkat dari hal tersebut, Komunitas Sedulur Gravel pun didirikan pada 2019 lalu. Komunitas ini bertujuan membantu pekerja konstruksi meningkatkan kesejahterannya serta kemampuannya.

"Peningkatan kesejahteraan yang saya maksud adalah membuka akses proyek-proyek ke para tenaga kerja konstruksi yang selama ini mendapat proyek hanya dari kenalan-kenalan mereka," kata dia.

Sementara itu, Koordinator Komunitas Sedulur Gravel, Yopi Oktaviansyah mengatakan, hingga saat ini komunitasnya sudah menjaring lebih dari 3.000 tenaga kerja konstruksi.

Yopi menambahkan, komunitasnya sudah menyalurkan sekitar 500 proyek yang kebanyakan berada di Jabodetabek kepada para anggotanya.

“Proyek-proyek yang dikerjakan anggota kita termasuk apartemen-apartemen di Tangerang, lalu juga ada pembangunan gedung perkantoran St. Regis di tengah kota Jakarta. Kita juga biasa mengerjakan perumahan-perumahan dan sudah sampai ke Jonggol,” ungkap Yopi.

Selain meningkatkan kesejahteraan, Komunitas Sedulur Gravel juga berupaya untuk meningkatkan hard skill anggotanya.

Yopi menjelaskan komunitas ini membantu memberikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan pengalaman mereka sebelumnya.

“Dengan kita lebih sering memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka, di situ lah mereka bisa mengasah sendiri skill yang mereka miliki,” jelas Yopi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah tenaga kerja sektor konstruksi di Indonesia mencapai 8,3 juta pada 2020.  Dari jumlah tersebut, sekitar 72 persen merupakan lulusan SMA ke bawah dan hanya ada sekitar 666.000 pekerja yang tersertifikasi.

https://money.kompas.com/read/2021/10/11/061000226/sektor-konstruksi-belum-pulih-pekerja-makin-terpuruk

Terkini Lainnya

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke