Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kuartal III 2021, Laba Bersih Maybank Capai Rp 1,06 Triliun

Penurunan laba emiten berkode BNII ini disebabkan oleh adanya penyesuaian perhitungan pajak tangguhan atau Deferred Tax. Adapun laba sebelum pajak tercatat naik 2,1 persen (yoy) mencapai Rp 1,48 triliun dari Rp 1,45 triliun.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, roda pemulihan ekonomi di kuartal III mulai bergairah kembali sehingga mampu mendukung bank tumbuh ke depannya.

"Kami percaya, pemulihan yang sedang berlangsung dapat meningkatkan kepercayaan pasar yang akan berdampak pada pemulihan ekonomi nasional," kata Taswin dalam siaran pers, Senin (1/11/2021).

Taswin menjelaskan, Net Interest Income (NII), atau Pendapatan Bunga Bersih turun 4,7 persen menjadi Rp 5,35 triliun pada sembilan bulan pertama 2021. Sebabnya, pertumbuhan kredit lebih rendah dan tren yield kredit (loan yield) menurun, sejalan dengan penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia dan restrukturisasi kredit nasabah.

Namun demikian, Net Interest Margin (NIM), atau Marjin Bunga Bersih naik 6 basis point menjadi 4,8 persen pada September 2021, didukung oleh turunnya biaya dana (cost of fund).

Fee-based income juga turun 14,8 persen pada September 2021, disebabkan oleh menurunnya pendapatan fee transaksi Global Market. Namun fee terkait Bancassurance bertumbuh 43,2 persen menjadi Rp 152 miliar pada September 2021.

Secara kuartalan, pendapatan fee naik 4,8 persem menjadi Rp 522 miliar per September 2021 dari Rp 498 miliar di kuartal sebelumnya.

"Meskipun pendapatan bunga kredit dan fee-based income turun sebagai dampak dari pandemi yang masih berlanjut, laba sebelum pajak (PBT) Bank masih dapat bertumbuh, didukung langkah mencadangkan provisi dan mengendalikan biaya overhead," beber Taswin.

Taswin bilang, upaya mencadangkan provisi dan dampak positif dari penerapan program restrukturisasi tersebut telah memberikan kontribusi kepada penurunan biaya provisi Bank sebesar 26,4 persen.

Di sisi lain, bank mencatat rasio kredit macet (NPL) menjadi 4,6 persen (gross) dan 2,9 persen (net) pada September 2021, disebabkan oleh penurunan kredit. Dari sisi overhead, biaya overhead menurun 3,5 persen menjadi Rp 4,26 triliun.

Kinerja kredit

Penyaluran kredit Maybank hingga kuartal III 2021 menurun 9,7 persen menjadi Rp 98,79 triliun. Hal ini disebabkan oleh penurunan kredit pada segmen Global Banking sebesar 6 persen dan kredit Community Financial Services (CFS) sebesar 11,5 persen, di mana kredit CFS Non-Ritel dan kredit CFS Ritel masing-masing turun sebesar 17 persen dan 5,5 persen.

Portofolio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) CFS-Ritel, masih bertumbuh positif sebesar 5,9 persen pada sembilan bulan 2021 menjadi Rp 14,82 triliun dari Rp 13,99 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, KPR bertumbuh 2,8 persen dari Rp 14,42 triliun di kuartal sebelumnya.

Kemudian, total simpanan nasabah tercatat turun 12,6 persen menjadi Rp 101,88 triliun karena menurunnya simpanan berjangka (time deposits) sebesar 19,9 persen. Hal ini selaras dengan strategi Bank untuk mempertahankan likuiditas yang kuat dan basis pendanaan yang efisien dengan mengurangi simpanan berbiaya tinggi.

Lalu, posisi likuiditas yang dilihat dari Loan to Deposit Ratio berada di posisi yang sehat, pada level 84,5 persen. Sementara, Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio tercatat sebesar 175 persen pada September 2021. Sedangkan CAR 26,6 persen, dan toral modal naik menjadi Rp 27,67 triliun.

“Meskipun perekonomian berangsur pulih, kami akan tetap disiplin dalam mengelola pertumbuhan bisnis bank dan senantiasa menerapkan manajemen risiko yang konservatif ditengah kondisi yang menantang," pungkas Taswin.

https://money.kompas.com/read/2021/11/01/081000726/kuartal-iii-2021-laba-bersih-maybank-capai-rp-1-06-triliun-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke