Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Beberapa Hambatan Ekonomi Digital di Indonesia

Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam mengatakan, ekonomi digital di masa pandemi memiliki peran besar dalam masyarakat.

Ia mengamati e-commerce mengalami pertumbuhan yang pesat pada tahun 2020 dan 2021.

"E-commerce yang tumbuh diikuti juga dengan meningkatnya penggunaan e-money dan digital banking. Seperti kita tahu, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar," jelas Piter dalam acara "Manakar Ekonomi Digital dan Prospek Saham Teknologi di Pasar Modal Indonesia" pada Selasa, (22/2/2022).

Meski demikian, ia membeberkan adanya beberapa faktor yang menghambat berkembangnya ekonomi digital. Yang pertama, inklusi finansial yang masih rendah. Hanya sekitar 48 persen penduduk yang memiliki akun di lembaga keuangan.

Selain itu, jumlah penduduk yang melakukan pembelian online ternyata baru di angka 11 persen.

Dari segi teknis, Piter mencatat penetrasi internet di Indonesia terbilang rendah di angka 64 persen. Belum lagi, kecepatan internet di Indonesia rata-rata hanya 13,83 Mbps.

Dia menambahkan, dari data tersebut ternyata layanan internet di Indonesia juga belum merata alias masih banyak daerah yang tidak mendapatkan akses internet.

Piter berharap, pemerintah dapat bergerak mengambil peran demi mendongkrat potensi ekonomi digital.

"Pemerintah bisa lebih fokus untuk regulasi infrastruktur, perlindungan, ketersediaan data, dan sumber daya manusia. Maksudnya pemerintah juga harus mengarahkan strategi pendidikan untuk menyediakan SDM. Kita sangat mengharapkan peran pemerintah," tambah Pieter.

Menyitir data Kementerian Perdagangan, Pieter bilang pada tahun 2030 ekonomi digital Indonesia akan naik 8 kali lipat. Percepatan teknologi akan meresap ke setiap bidang industri.

"Untuk masa depan itu tak terbayangkan. Perubahan ini sangat cepat, ekponensial. Yang saat ini kita sebut bisnis digital, tahun 2030 tidak bisa ita bedakan lagi bisnis digital dan non digital. Semuanya akan menjadi digital pada waktunya," tambah dia.

Dalam kesempatan itu ia menggarisbawahi tren tertariknya perusahaan berbasis teknologi untuk melantai di bursa. Dalam hal ini misalnya Bukalapak (BUKA) dan Bank Jago (ARTO). Tren perusahaan berbasis teknologi melakukan initial public offering (IPO) juga diramalkan bakal terus berlanjut tahun ini.

https://money.kompas.com/read/2022/02/23/153200926/ini-beberapa-hambatan-ekonomi-digital-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke