Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meski Terjadi Deflasi, BPS Nilai Daya Beli Masyarakat Masih Tinggi

Namun, deflasi tidak terjadi pada inflasi inti. Di bulan yang sama, inflasi inti tercatat mencapai 0,2 persen secara bulanan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan tingkat inflasi inti biasanya digunakan sebagai indikator untuk melihat peningkatan dan penurunan daya beli.

"Kenaikan inflasi (inti) ini tentu saja (menggambarkan) permintaan (daya beli) terhadap komoditas (inflasi inti) masih cukup tinggi," kata Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/3/2022).

Setianto menjabarkan, komoditas dominan penyumbang inflasi inti adalah tarif sewa rumah, sabun deterjen bubuk dan cair, upah asisten rumah tangga, kendaraan mobil, dan emas perhiasan.

"Ada beberapa komoditas dominan pendorong komponen inti. Komoditas tadi adalah komponen inti yang mengalami peningkatan," ucap Setianto.

Secara tahunan, inflasi inti mencapai 2,03 persen. Angka tersebut merupakan angka inflasi tertinggi sejak September 2020 yang saat itu mencapai 1,86 persen secara tahunan.

Selain komponen inti, komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) juga mengalami inflasi yang memberikan andil 0,03 persen.

Andil tersebut berasal dari kenaikan bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, serta rokok putih. Di sisi lain, komponen harga bergejolak mengalami deflasi dengan andil 0,25 persen.

"Komoditas utamanya adalah minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, serta cabai rawit. Itu komoditas yg memberikan andil deflasi sebesar 0,25 persen untuk komponen komoditas harga bergejolak," kata Setianto.

https://money.kompas.com/read/2022/03/01/123229226/meski-terjadi-deflasi-bps-nilai-daya-beli-masyarakat-masih-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke