Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tantangan Perempuan dalam Membangun Ekonomi Negara Berkelanjutan

Co-Chair G20 Empower Rina Prihatiningsih mengatakan, perempuan didorong untuk tidak hanya menikmati kemajuan, tapi juga untuk berkarya dan produktif mengoptimalkan pesatnya perkembangan digitalisasi hingga memimpin perubahan.

"Peran dan kepemimpinan perempuan saat ini sungguh sangat penting, karena merupakan bagian dari keberagaman, kesetaraan dan inklusivitas syarat dari terwujudnya kekuatan, ketahanan dan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan sejalan dengan komitmen aksi global yaitu, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tahun 2030," tutur dia, dalam gelaran Memaknai Ulang Peran dan Kepemimpinan Perempuan, dikutip dari keterangannya, Minggu (3/4/2022).

Bukan hanya itu, Rina menambahkan, pembangunan ekonomi jangka panjang dengan keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan, dipercaya juga bisa menciptakan laju perekonomian yang sejahtera merata, setara dan berkeadilan.

Namun menurutnya untuk menciptakan keadaan keseimbangan tersebut, ada tantangan terbesar yang datang dari adanya konstruksi budaya di masyarakat yang bias gender, pekerjaan di ranah domestik dan pengasuhan yang merupakan pekerjaan tidak berbayar belum menjadi tanggungjawab bersama seluruh anggota keluarga.

"Hal ini karena masih dibebankan pada ibu, perempuan, dan anak perempuan," kata dia.

Untuk menyikapi hal tersebut, lanjut Rina, penting strategi komunikasi di keluarga agar setiap anggota keluarga ikut bertanggungjawab terkait beban pekerjaan domestik dan pengasuhan.

Ia bilang, saat ini terdapat 5 indikator pengukur KPI yang telah ditetapkan pada G20 Empower, adalah pembagian peran yang seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja di semua level.

"Lalu, presentase perempuan yang dipromosikan dalam posisi tertentu, total kesenjangan renumerasi upah atau gaji (gender pay-gap)," ucap dia.


Kepemimpinan perempuan Indonesia semakin kuat

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destri Damayanti mengatakan, statistik telah menunjukkan perkembangan positif bagi gender perempuan baik dari segi angka harapan hidup, indeks pemberdayaan gender, bahkan sampai kepada angka investasi ritel.

Lebih lanjut survei membuktikan bahwa proporsi perempuan di posisi strategis perusahaan terus bertumbuh, serta terdapat proyeksi tambahan PDB dunia sebesar 28 triliun dollar AS apabila terdapat kesetaraan gender.

"Hal positif tersebut kian mendefinisikan peran perempuan sebagai natural born leader yang memegang keseimbangan di dunia profesional hingga rumah tangga," ujar Destri.

"Adapun tiga hal yang perlu dipedomani kaum perempuan dalam menjalankan kepemimpinan yaitu cintai apa yang dipimpin, bekerja sama dengan banyak mendengar dan jadilah diri sendiri," tambahnya.

Kaum perempuan diajak untuk memaknai ulang kepemimpinannya, menetapkan arah definitif yang sebenarnya diinginkan bagi dirinya sendiri, tanpa terpengaruh oleh stigma masyarakat maupun tuntutan keluarga yang memiliki pandangan konservatif.

"Karena seyogyanya siapapun dapat menjadi pemimpin, baik pemimpin diri sendiri dan keluarga, selama dilakukan dengan langkah yang nyata," ucap Destri.

https://money.kompas.com/read/2022/04/03/190000026/tantangan-perempuan-dalam-membangun-ekonomi-negara-berkelanjutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke