Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Investasi pada Produk Bebas Asap, Philip Morris Gelontorkan Dana hingga 9 Miliar Dollar AS

President South & Southeast Asia Region Philip Morris International, Stacey Kennedy mengatakan, dana itu digunakan untuk riset dan penelitian produk, studi klinis, hingga pengembangan di banyak negara.

"Kami telah menginvestasikan 9 miliar dollar AS (untuk pengembangan produk tersebut). Kami memiliki 930 ilmuwan yang berfokus pada penelitian dan teknologi, pengembangan, dan studi klinis yang menunjukkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan adalah alternatif yang jauh lebih baik daripada rokok yang dibakar," kata Stacey saat ditemui di gedung PT HM Sampoerna Tbk., Jakarta, Kamis (21/4/2022).

Stacey menjelaskan, produk bebas asap ini tetap menggunakan tembakau seperti rokok pada umumnya. Hal ini bertujuan agar produk bisa diterima oleh masyarakat, terutama perokok dewasa. Bedanya, produk bebas asap ini tidak dibakar, melainkan dipanaskan.

Berdasarkan hasil studi, eliminasi pembakaran pada produk ini menyebabkan senyawa berbahaya dan berpotensi berbahaya dapat berkurang hingga 95 persen dibandingkan dengan rokok.

"Alasan kami mengenal produk ini lebih baik adalah karena kami tahu bahaya rokok disebabkan oleh pembakaran. Pembakaran aktif inilah yang menyebabkan begitu banyak bahan kimia berbahaya berada di dalam asap. Itulah yang membuat (produk tembakau bebas asap) menjadi produk yang lebih baik," ucap Stacey.

Stacey bilang, pengembangan produk bebas asap ini membuka jalan bagi perusahaan untuk memasarkan produknya, IQOS. IQOS sendiri adalah perangkat (device) untuk memanaskan produk bebas asap.

Nantinya produk bebas asap yang dibentuk menyerupai rokok (bahan habis pakai/heets) akan dipanaskan terlebih dahulu ke dalam IQOS. Saat ini, harga IQOS dibanderol Rp 1,3 juta, sementara batang tembakau yang dipasarkan dengan merek HEETS dibandrol Rp 33.000.

Saat ini, kata Stacey, IQOS telah dipasarkan di 71 negara di dunia pada akhir tahun 2021. PMI menargetkan produk tersebut tersedia di 100 negara pada tahun 2025.

"Kami juga ingin dapat mengekspor, utamanya (dari Indonesia) ke Asia Tenggara, tetapi juga berpotensi untuk lebih dari itu. Dan penting untuk dicatat bahwa saat ini IQOS berada di lebih dari 30 negara berkembang (LMIC). Jadi, ini tentang produk yang lebih baik untuk semua orang," ucap Stacey.

https://money.kompas.com/read/2022/04/22/161000826/investasi-pada-produk-bebas-asap-philip-morris-gelontorkan-dana-hingga-9

Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke